3. Rubah Licik

118 20 7
                                    

Left to right: Nesarina, Trian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Left to right: Nesarina, Trian.

I'm back
Gomenasai rabu kemarin lagi ada urusan pribadi
Sebagai gantinya, hari ini double up yayy
Eits tap vote dulu sebelum lanjut
Arigato kepada readers yang bersedia memberi komentar penyemangat
Mood booster sekali untuk melanjutkan cerita:)
Arigato✨

.
.
.

"Perhatian, kepada mahasiswa bernama Jamie Olivana silahkan ke ruang tamu umum nomor 4, sekarang!"

Kakinya sontak berhenti. Lalu sekali lagi suara husky itu menggema di sepanjang koridor, mungkin hingga seluruh gedung Lympus lainnya.

Mampus lah dia. Fans Louis pasti akan mulai menyerang. Ah sialan, bagiamana dia lupa kalau Louis adalah seekor rubah licik. Dia tidak akan mau menggunakan cara damai menyelesaikan masalah.

Menghentak kaki kesal. Dia terpaksa memenuhi panggilan. Bukannya apa-apa, dia takut akan ada trik licik lain yang membawanya ke dalam masalah lebih besar.

Di depan ruang tunggu 4, dia dikejutkan oleh kerumunan perempuan. Bukan hanya fakta cantiknya mereka yang membuat dia menyusut. Namun fakta bahwa tatapan mereka seperti belati yang siap menguliti.

Amy meringis. Jangan bilang jika mereka sengaja di sana karena penasaran akan sosoknya yang dipanggil langsung oleh Louis. Aih, double shit.

Pintu terbuka, menampilkan sosok Louis dengan wajah datarnya. Dia kemudian menyungging senyum kecil. Amy merinding karena mengetahui di baliknya adalah bencana. Dasar rubah.

"Sayang, kemana saja? Aku kira kamu hilang."

Tanpa sungan dia menarik Amy membentur dadanya. Pemilik tubuh mengerucutkan bibir dan mendorong pelan. "Maaf, Pak."

"Loh tumben memanggil saya Pak. Biasanya sayang." Dia tertawa kecil. Acting sempurna yang tidak dapat membuat para perempuan di depan mereka berpikir itu drama.

Amy siap membuka mulut untuk melontarkan klarifikasi, tapi Louis lebih dulu mendekatkan bibir ke telinga Amy. "Kamu mau melawan saya?"

Bulu kuduknya meremang. Segera dia menjauhkan diri dan mengatur nafas yang mulai sulit dikendalikan. Louis memang sialan. Menggoda dan mengancam di saat bersamaan. Itu teknik membunuh tanpa menyentuh yang sangat berbahaya.

Karena tidak ada perlawanan Louis merangkul Amy. Membawanya melewati para kerumunan yang berkumpul.

"Kekasih Bapak ya?" celetuk salah seorang mahasiswi berani. Mau bagaimana lagi,  dia tidak tahan dengan interaksi Louis dan Amy yang tidak memiliki klarifikasi.

Louis menghentikan langkah dan memutar tubuh. "Iya, ini calon istri saya."

"Yang benar aja," gerutu beberapa dari mereka. Louis memiliki tidak peduli dan membawa Amy pergi. Dia sudah lapar, ingin segera mengisi perut sekalian mengintrogasi Amy.

Between [END]Where stories live. Discover now