45. Setuju

58 14 6
                                    

"Keriting, ayo joget!" Vila berteriak dari atas sofa. Lampu aneka warna berpendar di wajahnya. Di sampingnya, Jack menggoyangkan pinggul. Musik mengiringi dengan keras sampai-sampai Amy tidak mendengar perkataan dari Pasha.

"Jonah di belakang." Pasha mengulang. Telapaknya menyentuh pelan bahu Amy.

"Maksudnya dapur?"

"Iya."

Amy  berjalan melintasi keributan. Kondisi dapur berbanding terbalik. Hening sekali. Aroma daging menyeruak ke langit-langit ruangan. Di saat itu Jonah mengangkat nampan perak keluar dari oven.

"Udah datang?"

"Memangnya Jojo gak lihat?" Amy memberengut. Jempolnya menunjuk ke belakang. "Ruang tengah kenapa jadi tempat dugem?"

"Jack ulang tahun."

"Jadi, Jojo masak untuk perayaan Jack?"

"Gitu deh." Jonah menurunkan nampan. Itu merupakan daging ayam kalkun utuh berwana kecoklatan. Di sekitarnya bawang merah, tomat dan sayur lainya telah berubah layu.

Corbyn membawa kotak kue di depan dada. Matanya melirik Amy. "Gue gak tahu kalau lo datang."

"Gue yang ngundang." Jonah meraih kotak. Dia menarik penutupnya dan mengangguk kecil. "Oke, pindahkan ke piring."

Amy bergerak cepat untuk meraih piring dari rak. Corbyn menurunkan tart berwarna hitam. Krim kecil ditaruh putus-putus mengelilingi lingkaran. Pada tengahnya menancap angka dua puluh dalam warna merah. Saus putih di sekitarnya membentuk tulisan "welcome to crisis life".

"Amy, dia udah besar. Gak usah dibantu."

"Tapi kan.."

"Sini."

"Jojo juga udah besar."

"Gue bilang sini!"

Amy menyentak kaki. Dia tiba di sisi Jonah, lalu melipat tangan. "Apa?"

"Lihatin gue aja." Sementara bibirnya berkata, Jonah merunduk dan memeriksa bagian bawah daging. Tidak gosong seperti yang dia cemaskan, tapi sempurna seperti yang dia inginkan. Bagus sekali.

"Setiap hari juga udah lihat Jojo."

"Bagus, sering-sering lakuin itu biar lo makin cinta sama gue."

"Jonah kekurangan kasih sayang," celetuk Corbyn. "Lo tahu itu kan, Am?"

"Jangan cari masalah sama gue, Byn." Jonah memperingati. Suaranya tetap seperti biasa. Penuh ketenangan.

Jack menepuk bahu Amy. "Mana hadiah gue?"

"Gue kan gak tahu kalau lo ulang tahun."

"Gue tagih besok."

Jack mencolek krim tart. Telunjuknya masuk ke dalam mulut.

"Jorok, bego!" Vila mendorong lengan Jack.

"Yang penting bukan haram."

Pasha menurunkan dua plastik besar. "Mau makan di sini atau di luar?"

"Di luar? Jalan aspal gitu?" tanya Vila.

"Di belakang ada lapangan kosong." Jonah memberitahu. "Kalau mau sih."

"Gas, angkut meja."

"Ayo," ajak Vila.

"Dih gue. Enggak ya. Gue kan lagi ulang tahun." Jack menyingkir ke dekat Jonah.

"Keriting, ayo bantu gue."

Amy menunjuk dirinya. "Gue?"

"Gak ada." Jonah langsung menolak. "Calon istri gue gak boleh jadi babu."

Between [END]Where stories live. Discover now