43. Batas Waktu

49 15 3
                                    

Hola I'm back
Ada yg kangen gak nih?
Happy reading all
Btw itu lagu ungkapan perasaan abang jo ya

.
.
.


Jonah masuk ke cafe Gardenia di dekat kompleks rumahnya. Amy saat itu menatapnya. Sosok di hadapannya ikut menoleh, dia melihat Jonah santai kemudian berubah kesal.  Amy memutuskan pandangan, kembali berbicara pada Louis.

Jonah memilih meja paling jauh dari keduanya. Di sampingnya adalah jendela. Sengaja dipilih agar bisa mengalihkan pandangan.

Segelas minuman cokelat disajikan. Jonah mengaduknya perlahan.  Amy sudah benar-benar tidak memperhatikannya. Panggilannya diabaikan begitu saja. Perempuan itu tidak mengerti sama sekali bahwa dia sudah menurunkan ego untuk melakukannya.

Jonah benci pikirannya yang menolak mengaku bahwa bahwa mereka telah usai. Itu karena dia mempercayai bahwa Amy masih menginginkannya. Barangkali ekspetasi atau justru imajinasi. Terbukti hingga sekarang Amy tidak memperjuangkannya. Itu kan salah satu bukti ketiadaan cinta.

Semenjak Jonah tiba, Amy tidak lagi bersemangat memakan spaghetti di piringnya. Louis tahu pikirannya sejak detik itu telah diambil alih.

"Sudah kenyang?"

Amy menurunkan sendok dan garpunya. "Sudah."

Louis membayar bill. Mereka lalu keluar secara beriringan. Jonah menegakkan leher dan melihat keduanya berjalan kaki meninggalkan halaman depan cafe. Louis tidak membawa kendaraan atas keinginan Amy.

"Kamu punya masalah dengan Jonah?" Suara Louis datang bersamaan deru motor yang lewat, tapi Amy mendengarnya dengan jelas.

"Enggak."

"Kelihatannya kalian punya."

Louis tidak mengerti kenapa hingga detik ini Amy masih tidak melihatnya. Dia seolah hanya mengenal Jonah sebagai laki-laki. Padahal dia pun memiliki kualitas yang pantas untuk dicintai. Terlebih di masa lalu Amy menggilainya. Dia percaya semestinya Amy memilihnya.

"Apapun itu, saya tidak mau kamu melampiaskannya pada saya."

Louis pamit setelah mendapatkan panggilan. Amy mengunci kamarnya dan merosot ke lantai.

Ini yang lo mau?

Suara di dalam kepalanya bertanya. Kemudian datang suara yang lebih kecil dan menjawab. Bukan.

Terus, kenapa lo gak kembali sama Jonah?

Amy tersenyum miris. Gue gak bisa!

Ponselnya bergetar. Sebuah email masuk. Pada subjeknya tertulis "kalau gak baca bisulan." Amy langsung membukanya.

From: Jonahal@gmail.com
To: Jamieolivana@gmail.com
Date: 6 Juli 2022  10:38 Pm

Gue kasih lo kesempatan sekali lagi.  Jadi pacar gue dan tinggalin itu tunangan lo yang gak jelas.  Sisanya biar gue yang ngurus. Penawaran terbatas ini cuma berlaku sampai besok malam. Setelahnya hubungan kita akan benar-benar berakhir.

Tambahan, meski gue sadar gue kasar dan tukang maksa, gue ke mana-mana lebih ganteng daripada tunangan lo. Gue juga setia dan gak pelit. Itu pertimbangan aja sih kalau lo mau berpaling dari gue. Ya, kapan lagi lo dapat cowok kayak gue kan?

Pokoknya gue tunggu besok sore di rumah gue. Bye!

Amy justru tertawa dibuat email Jonah. Dia itu suka terlampau percaya diri, tapi sebetulnya memang benar. Senyum Amy memudar. Besok sore adalah waktu yang singkat. Segera setelahnya mereka hanya akan menjadi kenangan.

Between [END]Where stories live. Discover now