51. Truth

50 15 1
                                    

Ketika Rehan datang, cowok itu membuka satu kotak martabak. Aroma manis dan gurihnya menari-nari di udara. Kalaupun Amy tidak menyukai Rehan. Dia tidak bisa menolak untuk tidak tertarik dengan makanan yang dibawa.

"Sini makan," ajak Rehan.

Amy mengambil sepotong martabak isi kacang. Dia langsung mengambil kunyahan, lalu menikmati aromnya yang menyertai.

"Udah makan malam belum?"

"Udah."

Rehan duduk di sebelah Amy. Dia mengharapkan gerakan dari Amy, tapi itu tidak terjadi. Ketika menit berguling, Rehan pun mengabaikannya.

"Mau makan lagi?"

"Enggak," kata Amy sambil mengunyah.

Rehan tertawa. "Memangnya apa yang lagi lo kerjakan?"

"Ini nyemil namanya."

"Iya deh."

Rehan mengelus rambut Amy, lalu berdiri. "Gue mandi dulu. Habisin aja martabaknya."

Amy menyisakan tiga buah martabak. Dia membungkus diri dalam selimut, lalu duduk di atas karpet. Sisi sofa menjadi penyangga kepala. Drama korea kemudian berputar di layar televisi.

"Loh, gak dihabisin?" Rehan menggosok rambutnya yang basah. Dia sudah mengenakan pakaian lengkap, kaos hitam dan celana kain panjang.

"Udah kenyang."

Amy menggser kotak martabak. Rehan memperhatikan netra Amy kembali ke televisi. Ada yang aneh. Amy tidak menghindar atau meminta dipulangkan.

"Lo kenapa?"

Amy menekan dagu di atas tempurung lutut.  "Gak kenapa-napa."

"Bosan?"

"Iya, mau nonton netflix."

"Biar gue ambilin laptop dulu."

"Kak Rehan gak punya netflix di hp?"

Mata itu menatap Rehan dengan permohonan.

"Enggak."

"Padahal kalau di hp enak, bisa dibawa sambil tidur."

Sempat terbersit di pikiran Rehan kalau itu bagian dari taktik Amy untuk memiliki komunikasi dengan dunia luar, tapi dia menenangkan diri. Toh kalaupun benar, ia akan memiliki jejaknya.

"Nih."

Amy menerima hp Rehan. Alih-alih netflix, dia malah mampir ke aplikasi tiktok.

"Katanya mau nonton." Rehan segera sangsi. Bagaimanapun aplikasi tiktok itu memiliki pesan chat. Amy bisa saja meminta pertolongan melaluinya.

"Gak boleh, ya?"

"Ya, udah deh, tapi jangan macam-macam."

"Cuma nonton kok."

Amy pindah ke ranjang. Lampu dimatikan. Cahaya dari layar petak itu sampai kepada Rehan. Lagu silih berganti hanya dalam hitungan detik.

Amy diam-diam mencari akun Vila. Cowok itu paling aktif perihal sosial media. Amy memasukkan pesan di kolom komentar. Hal sama dilakukan ke salah satu postingan Jack, Pasha maupun Virka.

Akhirnya Amy memejamkan mata. Video itu tetap berputar. Harapannya mengendap di dada.

***

"Gaje banget anjir. Postingan gue yang keren begini malah dikasih alamat."

"Minta disamperin kali," kata Vila.

Between [END]Where stories live. Discover now