14 Harapan

57 14 1
                                    


Serangan Nesarina tadi membuat Amy takut untuk bergabung di keramaian. Dia memang tidak bersalah. Namun siapa yang peduli itu? Mereka sudah terlanjur memiliki pemikiran buruk akan dirinya. Jelas sesuatu yang sulit untuk dirubah, apalagi telah bercampur oleh rasa iri.

"Amy!"

Di kejauhan Jack melambai-lambai. Menjadikan mood Amy turun sebab ada Vila, Pasha dan bahkan juga Jonah yang mengikuti.

Habis sudah ketenangannya. Akan tetapi dia terlalu malas untuk beranjak dari bangku tersebut. Lagipula mau ke mana lagi? Bangku taman adalah yang terbaik untuk mencari kedamaian.

"Mana suami lo?" tanya Vila.

"Di kantor."

Amy menggeser tubuh. Membiarkan Vila mengisi bangku di sampingnya.

"Berdiri."

Suara dingin Jonah terdengar di belakang telinganya. Vila merengut.

"Tempat lain masih ada kali, Jo."

Tidak lagi berkata. Dia menarik kerah Vila, mendorongnya jauh ke samping.

"Ah si bangke mah posesif amat sama mantannya."

"Padahal cuma mantan," lanjut Jack. "Iya gak, Am?"

Amy mengangguk. Hasilnya Jonah melirik tajam.

"Tuh denger, Jo. Si Amy aja udah nganggep lo mantan. Move on dong," kata Jack.

"Tahu tuh kayak gak laku aja," tambah Vila.

Sudut mata Amy melirik Pasha. Cuma cowok itu yang tidak ikut campur. Entah mengapa dia kemudian merasa sedikit lega.

Bergeser dari Pasha. Amy terpaku akan Corbyn yang juga tengah menatapnya.

"Loh Corbyn kan?"

"Yak benar sekali." Jack menepuk bahu Corbyn. "Ini adalah Cobyn si unyu-unyu."

Dulu Corbyn memang dikenal sebagai si unyu-unyu. Itu adalah sebutan untuk ukuran tubuhnya yang kecil dan wajah imutnya.

Amy telah lama tidak melihatnya. Bukan saja karena dia tidak berteman dengan cowok itu, namun juga karena Corbyn memutuskan pindah ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya.

"Nah Byn ini adalah Jamie Olivana yang kemarin kita gibahin. Mantannya Abang Jo."

"Gue tahu," kata Corbyn.

"Wadidaw, udah akrab aja nih sama Abang Jo."

Ledekan Vila mengingatkan Amy akan hubungan Jonah, Bumi dan Corbyn. Ketiganya terikat dalam hubungan persahabatan. Namun karena mereka terbilang cukup banyak yakni 6 orang, maka terjadilah sub persahabatan.

Corbyn meskipun bersahabat baik dengan mereka jarang bergabung di arena balapan. Menjadikan dia sedikit tersisihkan ketika pembicaraan mengenai itu diangkat saat berkumpul. Kemudian di antara mereka Jonah adalah yang terbaik. Membuat dia mendapatkan lebih banyak atensi dari Bumi.

Sempat dulu Corbyn dikatakan homo sebab terlalu bergantung pada Bumi. Bahkan parahnya posesif saat pria itu memiliki teman lain. Dia seolah hanya ingin menjadi satu-satunya. Padahal kebenarannya hanya Bumi yang bisa membuatnya tetap bebas mengekspresikan diri. Menjadikan dia sangat nyaman setiap bermain dengannya.

"Udah jangan ledek adik gue lo. Gih pesan makanan."

Yang Jack tahu dulu Corbyn begitu sensitif ketika dikaitkan dengan Jonah. Meski kini waktu telah berubah, dia masih khawatir bocah itu tercubit. Bukan perang-perangan yang dia khawatirkan akan menjadi ending, namun Corbyn terlalu imut untuk disakiti.

Between [END]Where stories live. Discover now