35. Berbeda

49 14 7
                                    

Tandain typo ya
Yang mau vote duluan juga boleh

Happy reading



Aneka makanan terhidang di meja. Satupun tidak ada yang menarik minat Amy. Sudahlah porsinya sedikit. Wujudnya tak satupun dia kenali.

Tadi, Amy mengajak Louis makan batagor di tepi jalan. Tentu saja pria sultan tersebut menolak. Sebagai ganti, dia membawa Amy ke restoran bintang lima.

Padahal Jojo juga sultan, tapi dia mau.

Amy merengut. Selalu saja kepalanya membandingkan setiap cowok dengan Jonah. Begini kapan dia bisa move on. Padahal kemarin sudah bergaya mampu melupakan.

"Mau yang lain?" tawar Louis.

Tuh kan. Dia bahkan bertanya apa yang sudah dia ketahui. Minimal dia bertanya apa Amy mau disuap atau tidak. Setidaknya itu akan memperbaiki mood Amy. Betul-betul berbeda deh dari Jonah.

Jelas, dia kan bukan Jojo.  Gimana sih nih otak?

"Amy," tegur Louis.

"Padahal batagor lebih enak."

"Tidak sehat. Itu berminyak. Belum lagi tempatnya di tepi jalan. Karbondioksida dari asap kendaraan, debu dan polusi lainnya bercampur satu."

Egois!

Meski mengumpat, Amy mengangkat peralatan makannya dan mulai menyantap. Tidak peduli kalau rasanya lezat, dia masih berharap mereka makan batagor.

Harusnya tadi ngajak Jojo aja.

Duh lupa. Jojo kan sakit. Udah makan belum ya?

Amy mengetuk kepalanya. Move on!

"Kenapa?" heran Louis.

"Apa?"

"Kamu mengetuk kepala dengan sendok."

"Tadi ada nyamuk." Dia tercengir. Louis justru menajamkan pengelihatan. Itu tidak terlihat benar. Jadi dia memutuskan merebut sendok dan garpu Amy.

"Biar saya suap. Bahaya jika kamu memegang ini. Bisa-bisa membuat kepala berdarah lagi."

Tidak mungkin sampai begitu. Amy kan masih punya otak. Sayangnya itu memungkinkan bagi Louis.

"Ayo, buka mulut kamu."

"Aku kan masih punya dua tangan," sungut Amy.

"Anggap saja tidak."

"Louis!"

"Ayo cepat."

"Memangnya mau ke mana?"

"Cepat itu bukan berarti harus ke mana-mana, tapi tidak masalah kalau kamu mau. Kita bisa pergi ke hotel."

"Seperti tidak ada rumah saja untuk beristirahat."

"Ke hotel memang bukan untuk istirahat."

"Begitu ya." Amy menyimpannya dalam kepala. Lain kali kalau Louis ke hotel tanpanya, dia akan membuat tuduhan dengan itu.

"Saya tidak akan melakukan hal semacam itu dengan siapapun." Seolah tahu, Louis membuat klarifikasi.

Melakukan juga tidak masalah.

"Kenapa kamu terus termenung? Apa ada Jonah di dalam sana?"

"E-enggak."

"Apa bagusnya dia?"

Nah ini yang membuat Amy malas. Jonah dijelek-jelekkan oleh Louis. Terkadang ada beberapa yang benar, tapi dia tidak setuju itu diungkapkan.

"Kamu tahu? Dia adalah pelaku yang melakukan sabotase terhadap acara pertunangan kita."

Between [END]Where stories live. Discover now