46. Monopoli

41 10 1
                                    

Happy reading all

.
.
.


P

asha menendang pelan kaki Vila. Dagunya digoyangkan ke depan. "Tuh, abang lo mulai gila."

Jonah adalah sosok yang dimaksud. Dia mendekat dengan wajah kusut. Amy tidak dapat dihubungi. Parahnya sudah absen sejak seminggu yang lalu. Toleransi absen hanya tiga kali. Sekarang bukan saja perihal rindu, tapi Jonah juga mencemaskan pendidikan Amy.

"Dibawa kawin lari kali sama tunangannya." Jack menyeletuk asal.

"Sialan, itu manusia juga enggak kelihatan." Jonah mengomeli.

"Samperin sana ke perusahaan." Pasha memberi saran. Ia kasihan melihat penampilan Jonah yang tidak terurus. Rambutnya meranggas. Kemeja kotak yang dipakainya adalah kemeja sama dengan yang semalam. Bukannya tidak punya pakaian, tapi Pasha percaya bahwa Jonah tidak menghiraukan dirinya lagi.

"Eh, lo mau ke mana?" seru Jack.

"Perusahaan si anjing." Jonah berkata tanpa memutar tubuh.

"Kelas bentar lagi mulai woi!"

"Bodo!"

"Lah, si goblok."

"Si bucin," cibir Vila.

Sekarang Jonah memarkirkan mobil. Resepsionis sempat melihat aneh ke arahnya, tapi mengetahui identitasnya, mereka pun memberikan senyum terbaik.

"Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau ketemu Louis."

"Maaf, Pak Louis sudah tiga hari ini tidak masuk."

"Urusan bisnis atau apa?"

"Untuk itu saya tidak bisa memberikan informasi apa-apa. Pak Louis sendiri tidak memberitahu tentang urusannya."

Jonah mengucapkan terima kasih ala kadarnya, lalu kembali ke dalam mobil. Tinjunya melesak pada stir. "Brengsek!"

***

"Cobalah."

Louis meletakkan sepiring mie goreng. Steak lezat sempat dia sajikan, tapi ditolak mentah-mentah. Tahu bahwa selera Amy adalah makanan junk food dan sejenisnya, Louis pun menukar menu.

"Aku gak mau makan."

Tangan Amy tetap terlipat di depan dada. Dia sudah begitu sejak melihat Louis berkutat dengan alat-alat masak.

"Nanti perut kamu sakit."

"Biarin aja, biar mati sekalian."

"Kok ngomongnya begitu?"

"Memang itu kan yang Louis mau? Gak dibolehin pulang. Gak dikasih megang HP. Bahkan kuliah juga gak boleh."

"Itu karena kamu nakal, jadi terpaksa saya hukum. Ayo, makan." Louis membujuk lagi.

"Atau mau saya suap?"

"Makan tuh sendiri!"

Amy menyentak kaki. Ia mengunci pintu kamar. Di luar jendela, langit terlihat begitu cerah. Sangat disayangkan, karena dirinya cuma bisa mendekam di dalam apartemen.

Mamanya melaporkan kepada Louis bahwa dia berniat kembali bersama Jonah. Segera Louis memutuskan untuk memonopoli dirinya. Melalui persetujuan orangtuanya, hal tersebut terjadi dengan mudah.

Between [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang