58. I Love U [END]

147 18 22
                                    

Trompet berbunyi nyaring. Kertas-kertas konfeti bertaburan, menubruk wajah dan berputar sesaat di udara.

"Gue enggak ulang tahun." Amy menutup pintu dengan wajah bingung. "Kalian mau suprise-in siapa?"

"Si bego!" maki Vila.

"Gak seru lo, keriting." Virka mematikan video. "Buang-buang tenaga kita aja."

"Loh, kenapa?" Amy masih dengan wajah bingungnya.

Vila memukul pelan kotak bersampul oren ke kepala Amy. "Selamat buat gelarnya."

"Cih, udah telat."

"Cih, cih, lo itu yang telat balik ke sini," omel Vila.

"Udah ayo makan, makan!" Jack meletakkan tabung konfeti yang ia pegang.

"Finnaly, Ya Tuhan! Amy yang bego dan lemot dapat gelar." Virka berseru dramatis.

"Gue pikir lo gantung diri di tengah semester," ledek Erela. Ia turut menjejali hadiah ke tangan Amy.

"Mulut lo kenapa jadi ketularan Virka, sih?"

Corbyn menarik bahu Amy, sementara yang lain mulai memenuhi sofa.

"Lo keren. Dua gelar sekaligus."

"Alhamdulillah." Amy tersenyum bangga untuk dirinya.

"Jamie Olivana S.Sn, B.A.A. Keren, anjir!" heboh Vila.

"Umur, Vil, umur!" Elina balas heboh. "Gak ada berubahnya sama sekali."

Mereka duduk mengelilingi meja kopi. Kotak-kotak hadiah bersampul oren berkumpul di bawahnya. Adapun di atas meja, camilan terlihat menumpuk.

"Gue bukan Amy, oke. Tiba-tiba jadi perpaduan Einstein dan Kendal Jenner."

"Apaan sih!" Wajah Amy memerah. Alhasil semuanya tertawa.

"Serius Pasha sama Jonah gak bisa ikut?" Virka mengotak-atik HP. "Apa gue telepon kali, ya?"

"Manusia-manusia sibuk itu gak akan mungkin datang. Percaya sama gue!" kata Vila.

"Gue sibuk, tapi tetap datang." Jack menyanggah.

"Lo mah pengusaha gadungan. Semua tugas dikerjain sama wakil dan sekretaris lo."

"Itulah kenapa gue membayar mereka." Jack membalas bijak.

Amy secara alamiah meraih donat dan menggerogoti pinggirnya yang garing. Katanya tiga tahun, kemudian empat tahun. Sekarang sudah tujuh tahun.

"Gue terakhir ketemu Jonah waktu nikahan Bumi dan Bulan. Anjir, makin cakep aja tuh cowok. Tajirnya keliatan."

"Norak lo!" sembur Vila kepada Elina.

"Loh bener. Fisiknya makin berubah. Kelakuan juga kayaknya iya. Skandalnya sama perempuan makin banyak di TV."

"Nyatanya dia masih kayak kita."

"Lo aja kali ya. Gue tahun depan mau nikah." Elina nyolot.

"Gue skip," kata Vila. "Gak butuh istri."

"Gue juga skip." Jack angkat tangan. "Nyerah sama perempuan."

"Gue insyaallah tahun depan," kata Erela. Tangannya lalu menepuk Virka.

"Gue tim skip. Gak butuh suami. Butuhnya duit!"

Amy sudah menarik pandangan, tapi ia tetap tertangkap oleh Jack. "Mau gabung enggak ke tim gue?"

"Halah, dia mah pasti sama Jonah. Udah ketebak." Vila menyerobot jawaban.

Between [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang