27. Sekarang!

57 12 0
                                    

Jonah melempar ponselnya. Itu menabrak kaki meja, jatuh ke lantai. Kacanya pecah dan menimbulkan gemerisik.

"Wah parah. Mereka tetap tunangan, Jo."

Vila mendapati kiriman foto pertunangan Amy dan Louis dari Virka. Segera dia mengerti alasan Jonah mengamuk.

"Tapi.." Jack berguling. Merebahkan tubuhnya dan mengangkat wajah. "Jeyanandika bukan keluarga kecil. Kenapa gak ada satupun media televisi ataupun koran yang meliput?"

Jonah menoleh pada Jack, tertarik.

"Waktu pertunangan Bulan dan Bumi aja stasiun televisi langsung ramai," sambung Jack.

"Orangtuanya Amy mau private kali," kata Vila. "Atau malah juga orangtuanya si Lou."

"Nah itu," seru Jack. "Mustahil keluarga kaya seperti Jeyanandika gak mau beritanya masuk televisi. Kalian kan kasta-kasta atas selalu butuh perhatian."

Jonah mengelus dagunya. Omongan Jack sudah masuk akal. Dia hanya perlu sedikit waktu untuk menerimanya.

"Ah si Amy kan jelek dan miskin. Jeyanandika pasti malu," ujar Vila mencoba logis.

"Skenarionya kan Si Louis cinta mati sama Amy," sambut Jack. "Harusnya disebar luaskan sampai ke galaksi dong."

"Tahu ah. Bukan urusan gue."

Tak sengaja mata Vila melirik pada Pasha. Laki-laki itu menjaga jarak.

"Baru gue cium kali, belum gue apa-apain."

"Lo apa?" seru Jack penasaran.

Pasha melayangkan bantal ke kepala Vila. Secara sigap dia merunduk. Bantal melesak cepat, menghantam wajah Jonah.

Biasanya Jonah tidak mau kasar pada Pasha. Namun hari ini moodnya sungguh buruk.

Dia memungut bantal. Menghantam kepala Pasha dengan kekuatan dua kali lipat.

"Sialan lo!" maki Pasha pada Vila.

"Lah gue."

Jonah beranjak. Dia ke ruang tamu dan membuka jendela. Halaman rumah Amy sepi. Namun dia yakin Amy ada di dalam sana sebab melihat kepulangannya semalam waktu pukul dua.

Bel depan berbunyi. Jonah berdecak malas. Meski begitu, dia tetap membukanya.

"Hai," sapa Karina.

"Mau apa lo?"

"Siang ini kita ada kelas."

"Sekarang masih pagi."

Karina mengulurkan kotak berlogo McDonald.

"Sarapan buat lo."

"Kebetulan. Gue lapar banget." Jack mengambil kotak dari tangan Karina. Membukanya dan langsung sumringah.

"Eh bagi-bagi."

Vila menarik ujung kaos Jack. Mau tidak mau Jack bergabung ke sofa.

"Heh, itu untuk Jonah."

"Gak apa-apa, biar kita wakilkan," jawab Vila enteng.

Karina bersiap merebut. Vila dan Jack secara cepat melahap makanan.

"Gue udah sarapan."

Jonah berjalan ke pantry. Karina akhirnya mengurungkan niat untuk memukul Jack dan Vila.

"Tapi gue bawanya untuk lo."

Karina masih tidak terima. Dia mau Jonah melihat perhatiannya.

"Gue gak butuh."

Between [END]Where stories live. Discover now