55. Menghilang

39 11 1
                                    

"Gue minta maaf." Jonah memilin-milin jari Amy yang dingin. Suhu tubuhnya masih rendah sejak pertama kali kecelakaan.

"Keputusan gue agak terburu-buru, tapi gue cuma takut kehilangan lo. Dan itu gak bakalan terjadi kalau seandainya lo enggak plin-plan. Lo suka sama gue, tapi kemudian gak mau sama gue. Asli, gue gak ngerti sama jalan pikiran lo."

"Emangnya ada yang mau sama cowok egois kaya Jojo?"

"Gue egois, karena lo plin-plan." Jonah mengatakannya sekali lagi.

"Mau gue plin-plan atau enggak, itu hak gue."

"Gue percaya, lo akan nyesel seandainya gak sama gue."

"Karena gue suka Jojo." Amy menyergap, lalu tertawa kecil.

"Itu fakta."

"Tetap aja..."

Jonah menempelkan telunjuknya ke bibir Amy yang kering. "Udah ya. Kita gak usah bahas itu lagi. Sekarang kita bahas hubungan kita ke depannya."

"Gue masih tunangan Louis."

"Gampang, gue bisa mengancam dia mundur."

"Jojo kekanakan banget sih."

"Astaga, Amy. Lo berubah pikiran lagi? Terakhir kali kan kita mau nikah."

"Gue mau istirahat."

Amy berbaring. Jari-jari Jonah yang ketat perlahan terlepas dari tempatnya.

"Kalau Amar datang, bilang gue mau makan bubur ayam."

Amy memunggungi Jonah. Matanya memejam, tapi ia memusatkan telinga pada helaan Jonah. Rasa frustasi itu terdengar jelas olehnya.

***

Jonah berhenti membicarakan hubungan mereka. Namun ia terus datang untuk menemani Amy makan sekaligus mengecek keadaan. Tidak ada obrolan serius. Hanya sapaan, sedikit basa-basi dan terima kasih. Mood bicara Amy turun drastis. Jonah diam-diam mencari kesalahan inti dan solusi, tapi sekarang ia tidak tahu kemana solusi itu akan diutarakan. Amy menghilang. Ia diinformasikan sudah check in sejak dua hari yang lalu dan tidak ada di rumah sama sekali. Keluarganya turut menghilang dari peredaran.

"Di mana Amy?"

Punggung Louis bergeser santai. "Apa menurut kamu saya tahu?"

"Lo satu-satunya yang kesal dengan Amy."

"Maaf, saya bukan kamu. Apabila sudah ditolak, saya akan berusaha, bukan memaksa."

"Berhenti munafik di depan gue dan cepat beritahu di mana keberadaan Amy."

"Saya tidak tahu." Louis akhirnya menjawab jujur. "Mereka sekeluarga menghilang."

"Dari mana lo tahu kalau mereka menghilang?"

"Rumah itu kosong dan tidak ada pemberitahuan apapun kepada saya selaku tunangan Amy."

"Maksud lo, mereka melarikan diri?"

Louis mengangguk singkat. "Semacam itu."

"Tapi lo pasti udah nyari, kan?"

"Belum."

Pupil mata Jonah menyipit. Dilihatnya baik-baik ekspresi Louis. Itu sama sekali bukan kebohongan.

Between [END]Where stories live. Discover now