52. Egoistic

59 15 12
                                    

Amy berlari cepat menuruni anak tangga. Ubin putih itu terlihat berpendar-pendar di benaknya. Sepatunya meluncur, hampir terpeleset, tapi jari-jarinya dengan sigap meremas pegangan tangga.

Derap di belakang terdengar berat dan cepat. Amy kian melaju. Dalam gelap, tangannya mencapai knop pintu. Dia mengguncang beberapa kali. Itu terkunci. 

Tidak mau membuang waktu. Kaki Amy beranjak lagi. Kepalanya mendongak dan memeriksa tiap dinding. Ada jendela kaca yang dia temukan. Tirainya memberi sedikit pencahayaan.

Derap kaki terdengar kian menggebu. Dua, empat, delapan, entahlah. Amy tidak ingat, tapi dia tahu ada banyak penjaga yang sedang mengincarnya.

Keluar dari jendela. Amy tidak sempat memeriksa, dia langsung melesak.

Tidak ada panduan. Amy hanya mengikuti instingnya. Dia bersyukur, karena itu adalah kebenaran. Di ujung sana, dia melihat pintu pagar. Sebab itu berada di kawasan belakang gedung. Tidak ada penjagaan, kecuali CCTV.

Gembok kuning terpasang. Amy terpaksa menyeret gelondongan kayu ke tepi pagar. Dia melompat-lompat dalam frustasi hingga tangannya mencapai ujung pagar.

"Hei! Jangan kabur!"

Amy bergerak cepat. Kakinya bergesekan dengan sisi pagar yang tajam. Kulitnya mengelupas. Darah segar langsung mencuat ke permukaan.

Di sisi utara, Jonah sudah berdiri di depan mobilnya. Dia fokus pada pagar depan. Dari celah-celahnya tampak ramai pria memburu langkah ke sisi samping gedung, kemudian membelok.

Jonah menghisap rokoknya untuk yang terakhir kali, lalu menggilasnya dengan alas sepatu. Menit berikutnya, Jonah melajukan mobil ke bagian belakang gedung.

Amy sudah di atas tembok, dia masih ragu untuk meloncat mengingat jauhnya jarak ke tanah.

Jonah mengangkat kedua tangan. "Buruan! Biar gue tangkap."

Tanpa ragu, Amy menjatuhkan diri. Tubuhnya ditangkap oleh Jonah. Hampir saja mereka limbung, tapi kaki Jonah langsung menekan mantap pada tanah.

Salah satu penjaga tiba di atas tembok. "Hei! Lepaskan perempuan itu!

Jonah menurunkan Amy. Mereka berlari ke mobil. Begitu pintu menutup, jendela mereka digedor kencang.

"Jojo, cepat!"

Jonah memijak pedal gas. Mobil bergerak meninggalkan kawasan gedung. Hanya sepersekian menit, beberapa mobil mengikuti mereka.

"Mereka gak akan bisa nangkap kita." Jonah menenangkan.

"Tapi mereka ramai."

Jonah menoleh. "Percaya sama gue."

"I-ya, tapi kan. Iya deh." Amy pasrah. Setidaknya sekarang dia sudah bersama orang yang dia inginkan.

Mobil Jonah bergerak liar di antara padatnya jalanan. Beberapa kali dia mendapatkan makian pengendara lain. Tetap saja Jonah meneruskan aksinya.

"Jojo, mereka masih ngikutin."

"Hanya untuk beberapa menit lagi."

Jonah membawa mobilnya masuk ke gang-gang kecil. Hanya sepersekian menit, dia berhasil mengecoh anak buah Rehan.

"Mereka masih ngikutin?"

"Enggak lagi."

Amy mengembalikan perhatian kepada Jonah. "Sekarang kita ke mana?"

"KUA."

"Ngapain ke sana?"

"Menurut lo?" sinis Jonah. Matanya benar-benar menatap malas pada Amy.

Between [END]Where stories live. Discover now