37. Egois

56 15 14
                                    

Happy reading 🌿

.
.
.


Kembalinya Jonah ke kampus membuat banyak orang heboh. Tidak karena kehadirannya, tapi apa yang telah terjadi semalam di akunnya. Dia mengunggah foto Karina. Itu belum dihapus hingga sekarang. Bahkan pertanyaan seseorang apakah itu kekasihnya justru diberi love.

"Jo!"

Karina berlari dari mobilnya. Itu adalah yang pertama kali baginya kehilangan keanggunan. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja fotonya diposting oleh Jonah. Tadinya Karina pikir kesalahan, tapi Jonah tidak kunjung menghapus. Maka tidak mungkin kalau dia tidak sadar. Jadilah dia dapat dikatakan bersungguh-sungguh.

"Gue mau ngomong tentang foto yang lo posting."

"Ada masalah?"

Jonah justru bertanya sinis seolah mengunggah foto tersebut adalah haknya. Benar-benar deh.  Untung Karina menyukainya, jika tidak sudah pasti dia akan mengomelinya.

"Enggak, maksud gue iya. Itu kan foto gue."

Sialan, Karina terbata. Dia kalah oleh sorot sinis Jonah.

"Terus?"

"Y-a itu maksudnya apa? Kok lo tiba-tiba posting foto gue."

"Pengen aja."

Ampun deh. Jawabannya tidak semanis aksinya.

"Gini aja, gimana kalau gue tiba-tiba posting foto lo?" Karina membalikkan pertanyaan.

"Gak gimana-gimana. Foto gue udah ribuan kali direpost ulang sama orang."

"Jo, gue serius."

Karina sudah melonjak senang semalam. Setelah dipikir-pikir dia menjadi overthink. Jonah tidak menyukainya, bagaimana dia justru mengunggah fotonya? Jawaban barusan pula tidak membantu.

"Gue serius. Gue pengen posting foto lo. Alasannya kayaknya gak perlu dibilangin. Lo pasti udah tahu."

Alis Karina berkedut. "Karena gue cantik?" Dia menebak.

"Iya."

Oke, itu terdengar tepat. Dia cantik. Itu faktor paling  wajar dan tepat kenapa cowok menyukainya. Namun kenapa terdengar begitu dangkal? Di sudah berharap Jonah akan mengatakan semacam "gue suka sama lo" atau "mulai hari ini lo jadi milik gue". Memang benar, ekspektasi kerap berbanding terbalik dengan realita.

"Lo pikir karena apa? Yang lo punya kan cuma wajah cantik."

Biasanya Karina senang mendengar dirinya dikatakan cantik, tapi Jonah berbeda. Dia berkata seolah bukan untuk memuji, melainkan untuk merendahkan.

"Gue memang memiliki wajah cantik. Terbukti karena lo tertarik sama gue."

Jonah hendak muntah. Dari mana dia tertarik? Melihat Karina saja sudah eneg.

"Bagus kalau lo tahu. Jadi mulai besok dan seterusnya gue akan sering memposting wajah lo."

Karina berbinar meski tahu Jonah memanfaatkannya. "Serius?"

"Seperti gue bilang, lo cantik. Semua orang harus tahu itu."

"Gue akan memposting yang sama di akun gue."

"Terserah lo." Jonah tidak keberatan ataupun terganggu. Seperti yang dia bilang sebelumnya, fotonya sudah sering kali direpost ulang. Itu tidak akan mengejutkannya, apalagi memberikan pengaruh.

"Akan gue ingat itu baik-baik."

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Between [END]Where stories live. Discover now