11.Bukan Perempuan Itu

78 18 3
                                    

Faris Jeyanndika tidak pernah lagi berminat mencampuri urusan Louis. Itu adalah sedikit penebusan dosanya yang pernah membuat Louis jauh dari ibu kandungnya—Rea Pradipta.

Sebenarnya hubungan Faris dan Rea masih berlanjut. Hanya saja tidak dapat sangat intens sebab Faris juga memiliki istri selain Rea, yakni Erin.

Hubungan Faris dan Erin terbentuk karena paksaan kedua orangtuanya. Meskipun hatinya cenderung pada Rea, dia tidak dapat meninggalkannya sebab telah memiliki putri bersama Erin yakni, Fani Jeyanndika.

Selain penebusan dosa tersebut, Faris sendiri juga telah mengetahui bahwa Louis hanya menyukai Jamie. Sejak kecil puteranya itu sudah sedingin kutub utara, menolak interaksi bersama orang-orang apalagi yang berjenis kelamin perempuan.

Jamie—perempuan keriting dan berkulit sawo matang tersebut menjadi satu-satunya. Louis tidak menunjukkan secara langsung keantusiasan hatinya, namun penolakan yang tidak pernah dia berikan telah membuat Faris mengambil kesimpulan bahwa Jamie berhasil masuk ke dalam hati putranya itu.

Dia juga ingat kala Louis membuat kontrak agar Amy hanya menikah dengannya di masa depan. Awalnya Faris kira itu hanya bagian dari perwujudan imajinasi tidak jelas Louis. Yang mana Faris yakin akan luntur seiring perubahan waktu.

Louis akan menjadi pria tampan dengan kekuasaan dan kekayaan. Tipe ideal perempuannya pasti akan menjadi tinggi, kemudian itu secara otomatis menghapuskan nama Amy.

Pemikiran Faris dibenarkan oleh tindakan Louis. Setidaknya sampai pria itu lulus dari SMP saja. Setelahnya Louis sangat membatasi diri dari perempuan. Bahkan interaksi sekedar berjabat tangan juga ia hindari. Apalagi berpacaran.

Faris berpikir mungkin Louis telah bosan akan perempuan. Ternyata itu malah berlangsung hingga beberapa bulan lalu. Harapannya untuk penerus Jeyanndika menjadi surut. Namun tiba-tiba Rea memberikannya informasi bahwa Louis kembali bersama Amy. Niatnya juga langsung jelas, yakni untuk menikahi Amy.

Amy menjadi satu-satunya perempuan yang Louis inginkan. Sialannya Louis memiliki sifat keras kepala yang tidak main-main. Tidak peduli akan pendapat orang lain atau bahaya, selagi dia menginginkan sesuatu maka dia akan mendapatkannya.

Faris tidak mau bertentangan dengan puteranya. Takut semakin memperburuk hubungan mereka di masa depan. Jadi dia membiarkan Louis pada keputusasaannya, meskipun sedikit tidak setuju bahwa Amy akan menjadi menantunya.

"Nesa, kamu sekarang semester berapa?"

Setelah bergelung dengan aneka pertimbangan Erin membawa kembali niatnya ke permukaan. Memangnya kenapa jika Rea ada? Dia juga nyonya Jeyanndika. Penentu keputusan setiap anggota yang ada.

"Semester lima, Tante."

Nesa susah payah menarik senyumnya. Tidak boleh. Dia harus tetap tampil manis dan sopan, mengabaikan kekesalanya akan dua pasangan di hadapannya.

Siapa sangka. Perempuan yang dirumorkan itu benar-benar kekasih Louis. Karena jika bukan, maka tidak mungkin Louis akan membawanya sampai ke meja keluarga. Mana bertepatan dengan keberadaannya pula. Begini menjadi jelas, dia dipukul mundur.

"Wah hebat. Tidak lama lagi kamu akan lulus."

Erin melirik sesaat Louis yang tampak tidak peduli akan sekitarnya. Sedikit membuatnya kesal sebab Nesarina telah disaringnya dari banyak perempuan terbaik.

"Louis beberapa bulan terakhir ini mencari banyak karyawan kompeten baru untuk bergabung di perusahaannya. Kamu selalu pintar sejak dulu. Tante yakin kamu pasti bisa bergabung."

Louis mendengar dengan baik, tapi dia tidak membalas. Memfokuskan saja perhatiannya pada Amy yang mengunyah dengan kepala tertunduk.

"Jangan terlalu menunduk."

Between [END]Where stories live. Discover now