13. Dasar Bego

62 16 2
                                    

Amy memijat pelipisnya ketika keluar dari ruangan. Satu pun penjelasan dosen tidak dapat terserap oleh otaknya. Padahal itu masih pengantar saja.

Dia memang seharusnya tidak masuk manjemen. Mata kuliah jurusan tersebut sangat-sangat berlemak. Tidak akan bisa diserap oleh otaknya dengan mudah. Mungkin dia akan mengulang semester di masa depan karena hal ini.

Ck, baru awal aja udah pesimis.

Memarahi pikirannya sendiri. Amy mulai membangun sugesti positif di otaknya. Mengatakan bahwa kesulitan di awal tersebut belum tentu berlaku untuk sepanjang perjalanan. Yang mana kemudian memberikan dia sedikit rasa optimis akan kebaikan di hari esok.

"Jelek, norak dan menjijikkan."

Amy mengangkat pandangan. Nesarina telah memblokir jalannya. Melipat tangan di depan dada penuh keangkuhan. Bukan itu saja, sinar kebencian jelas menusuk padanya.

"Apa itu yang lo tawarkan pada Louis?" ejek Nesarina. "Gak mungkin kan? Tapi..."

Arah pandang Nesarina jatuh pada dada Amy. Segera Amy merasa tidak nyaman dibuatnya.

"Lebih gak mungkin juga tubuh lo yang rata ini. Bener gak?"

"Eits.."

Amy tertarik mundur karena seseorang di belakang menarik tangannya.

"Mau lo apain cewek gue?"

Rehan berdiri di depannya. Tubuh besar dan tingginya langsung saja menutupi Amy.

"Rehan?"

Nesarina mengirim tanda tanya pada kedua temannya. Bersatu kemudian oleh ketidakpercayaan untuk melototi Rehan.

Pria itu dikenal paling tidak baik di seluruh angkatan. Bukan saja karena dia kerap mengintimidasi mahasiswa lain, memukuli orang, atau karena memiliki banyak tato di bagian tubuhnya, namun juga karena dia pernah terlibat kasus narkoba.

Melupakan itu, dia sebenarnya adalah pria yang menjadi salah satu tipe kaum hawa, yakni badboy. Benar-benar badboy. Merokok, minum, main perempuan dan sayangannya memiliki ketampanan di atas rata-rata, mulut manis dan kemampuan bermain drama yang apik.

Berkat itu dia memiliki standar tinggi untuk perempuan yang akan berada di sisinya. Kualifikasi yang paling utama adalah kecantikan, bentuk tubuh dan kemudian barulah kesamaan frekuensi, yakni sama-sama berkelakuan buruk.

Amy yang di bawah standar tiba-tiba ia klaim sebagai ceweknya. Tidak masuk akal benar di telinga.

"Jonah Pradava, Louis, Davis dan sekarang lo?"

Nesarina melongo tak percaya akan kalimat tersebut. Amy bukan lagi perempuan biasa yang bisa dia anggap enteng. Empat orang pria besar bisa masuk ke dalam genggamannya dengan mudah. Jelas merupakan hal yang sangat luar biasa.

Dia menggelengkan kepala. Enggan menerima fakta bahwa Amy memang hebat.

"Lo benar-benar perempuan jalang ya."

"Jaga mulut lo," bentak Rehan. "Amy bukan perempuan seperti itu."

"Bukan?" Nesarina tersenyum miring. "Terus, bisa lo jelaskan bagimana caranya mendapat perhatian pria-pria itu? Simpelnya, jelaskan bagaimana lo bisa mengklaim dia sebagai cewek lo. Apa yang membuat lo tertarik? Pelayanannya? Dia tahan belasan jam?"

"Dia baik."

Amy melihat jelas tangan Rehan yang mengepal kuat. Menarik urat-uratnya naik ke permukaan kulit putihnya.

"Sangat baik. Dan semua pria suka perempuan yang baik, termasuk gue."

"Baik?" Nesarina mengerutkan alis. Merasa bingung akan kebaikan apa yang ada pada Amy.

Between [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora