39. Kalah Jauh

39 13 6
                                    

Tap love dulu yuk
Remind me for any typo

Happy reading ✨

Last, jangan diplagiat ya sayang





"Mau ke mana?"

Amy mengerut. Pandangannya turun pada sepasang sepatu. Itu tidak berani naik pada Louis. Tadinya dia siap berangkat bersama Davis. Tiba-tiba saja mobil Louis mencegat.

"Amy?" tegur Louis.

"Mau jalan ke mal."

"Sama siapa?" Louis telah mendapat laporan dari Davis.  Itu bersama Jonah. Jadilah dia memburu Trian untuk menghampiri Amy.

"Sama Davis."

"Kamu mau saya hukum dengan cara apa?"

Jari-jari Amy saling meremas. Nada suara itu semacam telah tahu. Akan tetapi dia masih dituntut menjawab. Masalahnya jika nama Jonah keluar dia yakin Louis akan marah.

"Bagaimana kalau saya hukum kamu untuk mencium saya berulang kali?"

"Sama Jonah." Amy membalas cepat. Tidak mau Louis berbuat gila.

"Siapa yang mengizinkan kamu jalan dengan dia?" Louis menarik dagu Amy. "Tatap mata saya dan jawab."

"Bukan siapa-siapa, tapi kamu kan?" sambung Louis. "Sekarang coba dipikirkan lagi. Siapa sebenarnya yang harus kamu patuhi, keinginan kamu atau tunangan kamu ini?"

"Louis."

"Lalu?" desak Louis.

"Jonah cuma minta temenin nyari kado untuk pacarnya."

Ya, Louis sudah mendengarnya. Jonah memiliki pacar baru. Masalahnya dia masih mendekati Amy. Itu tetap menjadi masalah baginya.

Ponsel Amy berdering. Dia tidak berani mengangkat sampai Louis memberikan kode lewat dagunya. "Angkat". Begitu katanya.

"Heh mantan, lo di mana? Gue udah capek nunggu nih."

"Itu.." Amy melihat takut-takut pada Louis. Pria itu mengangguk. Amy masih tidak percaya sampai Louis berbisik menyuruhnya untuk mengiyakan.

"Sebentar lagi. Jalannya macet."

"Buruan!"

Louis menarik pintu. "Cepat masuk."

Biar dia beritahu siapa pemilik Amy sebenar. Jonah harus sadar diri. Dia tidak boleh lebih lama mengusik.

Davis yang tertinggal menyalakan mesin mobil. Tadinya dia tidak mau mengusik keinginan Amy. Masalahnya dia merasa kesal. Dia terlampau berpihak pada Amy. Padahal perempuan itu bukan siapa-siapa baginya. Begini yang semestinya, dia harus tegas dan profesional.

***

Jonah menghela nafas. Dia terus memeriksa jam. Itu berubah, tapi Amy belum kunjung tiba. Ke mana coba? Memangnya jalan semacet apa?"

"Jonah!"

Itu suara Amy, tapi panggilan yang berbeda. Jonah telah memiliki perasaan ganjil. Segera paham karena dia menemukan Amy bersama Louis. Sialan!

"Lama tidak bertemu, Tuan Pradava," sapa Louis. "Sepertinya kamu sehat dan baik-baik saja."

"Kenapa, seharusnya tidak?"

Between [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن