36. Tugas

46 10 5
                                    

Fajar menyingsing perlahan ke langit. Sinarnya menembus jendela, masuk dan jatuh tepat di wajah Jonah. Dia yang memang tidak nyenyak membuka mata.

Amy. Itu saja yang ada di kepalanya. Padahal baru bangun juga. Ah memang, sulit kalau sudah jatuh cinta. Isi otaknya tidak lagi tentangnya.

"Morning!" Jack berseru, masuk membawa nampan makanan.

"Tumben lo baik."

"Geer lo. Ini mah buat gue."

Jack duduk di tepi jendela. Dia meletakkan nampan ke meja dan mulai makan.

"Di mana Si Vila?"

"Di rumahnya."

Padahal Jonah mau meminta bantuan. Semalam Vila melakukannya dengan baik. Dia mendapat foto Amy. Berhasil juga mengantarkan makanan. Betul-betul babu yang hebat.

"Jack, menurut lo gue harus gimana?"

"Gimana apanya nih?" Jack tidak mengerti.

"Rehan udah mendekati Amy."

"Ada tunangannya."

"Dia manusia sibuk."

"Tapi dia sayang Amy. Pasti dia tahu caranya melindungi. Mungkin tidak terang-terangan."

Tetap Jonah tidak tenang. Dia mau dirinya yang memastikan keamanan tersebut. Sayang hubungan mereka telah merenggang. Sulit baginya melindungi terang-terangan.

"Daripada itu, mending lo cari cara supaya Amy cemburu. Seperti kata Vila. Amy yang harus memilih."

"Dia bego. Alih-alih gerak, gue malah takut dia meyakini kalau gue gak suka lagi sama dia."

"Itu gak akan terjadi kalau dia beneran sayang sama lo."

"Maksud lo ini ajang ujian untuk dia?"

"Lah memangnya yang lo butuhkan apa? Dipilih Amy kan? Nah itu caranya. Kalau dia beneran sayang, dia bakalan milih lo. Sebelum itu, dia harus melewati ujian. Kalau lulus, dia tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya."

"Mikir, Jack! Gak semua orang yang sayang bisa memiliki. Ada banyak faktor eksternal yang mempengaruhi."

"Berkaca, Jo," suruh Jack. "Lo karena sayang bisa nekat memaksa keadaan. Situasi yang sama bisa terjadi kalau Amy memang sayang."

"Kemarin aja gue pancing gak gerak. Cara lain deh."

"Kepercayaan diri lo terlalu rendah, Jo. Amy itu sayang sama lo. Dia hanya butuh ujian untuk tahu apa yang sebenarnya dia inginkan. Barulah kemudian dia bisa memilih."

Bagaimana kepercayaan Jonah tidak rendah. Hubungan mereka adalah paksakan darinya. Akan ada kemungkinan besar bagi Amy tidak menggunakan perasaan aslinya. Dia hanya terpaksa menerima dibuat rasa takut.

"Lo serius, Jack?"

"Serius, dia pasti memilih lo. Sekarang dia hanya perlu situasi untuk sadar. Itu tugas lo, Jo."

Knop pintu ditarik dari luar. Karina di sana dengan kotak makan berwarna biru muda.

"Udah sehat?"

"Menurut lo?"

Karina tersenyum tipis. Itu adalah penguatan bagi dirinya sendiri atas sikap Jonah.

"Tadi gue suruh koki membuatkan bubur. Ini masih hangat kalau lo mau."

"Dia bisa lo pakai," celetuk Jack.

Jonah mengerutkan sudut matanya. Dari pandangannya Karina terlampau berbahaya. Bukan untuknya, tapi untuk Amy. Namun mereka memang sudah memiliki gosip. Jika diteruskan mudah bagi Amy untuk percaya.

Between [END]Where stories live. Discover now