BAB?: GIVE AND TAKE 4

1.2K 157 21
                                    


Give and Take

Sedangkan dilain tempat, terlihat Amon, Luis, dan yang lainnya tiba. Dengan arus waktu yang terhenti berkat Luis, mereka semua bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi didepan sana.

Tidak ada satupun dari mereka bersuara selain menampilkan ekspresi terkejut dengan guratan amarah. Kondisi juga wujud mengerikkan gadis itu sekarang hanya mengartikan jika Amon telah lalai menjalankan tugasnya untuk menjaga Erza hingga hari kontrak berakhir.

Mengalihkan pandangan kepada seorang pria yang siap menancapkan pedangnya kebagian tubuh Erza, Amon berjalan tertatih mendekat dengan kakinya yang perlahan hancur.

Wajahnya terlihat pias ketika sesosok hitam tiba tiba keluar dari dalam tubuh gadis itu, berteriak keras kearahnya dengan wajah mengerikkan. Mencegahnya untuk berjalan lebih dekat lagi pada tubuh Erza yang sudah bermandikan sungai darah.

Berteriak balik menggunakan wajah mengerikannya, pria itu tidak bisa membohongi dirinya jika rasa tak terima yang pernah dirasakannya saat kehilangan Erza dulu kini kembali hadir. Terasa lebih menyakitkan melihat dirinya tetap gagal menyelamatkan gadis itu untuk kedua kalinya.

Hanya kepada Erza, gadis menyebalkan dan berisik yang selalu mengusik hidupnya. Amon menjadi tau jika hidup tidak harus selalu sendiri, dan hanya percaya kepada diri sendiri. Gadis yang mengajarkannya arti berbagi perasaan dan juga empati kepada orang lain, telah berakhir untuk kedua kalinya tepat dihadapannya.

Mengepalkan tangannya kuat, gigi runcing Amon bergemeletup karena amarahnya sendiri. Sebagai Demon Guard, Amon mengakui jika dirinya tidak berguna, dia selalu lalai menjalankan tugasnya dan selalu menutupi kesalahan itu dengan kesalahan lainnya.

Mengingat Amon selalu menghapus ingatan Erza jika dirinya melakukan sebuah kesalahan, selain itu dia juga selalu membohongi Erza dengan apa yang terjadi sebenarnya. Hanya karena rasa egoisnya menginginkan gadis itu tetap berdiri dan tersenyum disampingnya, Amon sudah menghancurkan gadis itu dikehidupan pertama dan keduanya.

Dapat dilihatnya sekarang, memang benar jika seharusnya Carl lah yang patut membimbing dan menjaga Erza sedari awal. Jika saja dia tidak merampas tanggung jawab yang seharusnya Carl dapatkan, Erza tidak akan berakhir seperti ini.

"Aaarrrggh!" teriak Amon geram, membuat sesosok hitam mengerikkan itu menoleh kearahnya. Memberikannya sebuah senyum lebar sebelum terdengar menertawakannya.

Sosok mengerikkan itu bukanlah Erza, tubuh itu sudah diambil alih dengan sosok lain. Sosok yang tercipta dari 3 perjanjian dengan iblis, dan satu satunya orang yang dapat mengakhiri ini semua hanyalah dirinya.

Tanpa menunggu apapun lagi Amon mengeluarkan sebuah belati ditangannya, belati itu akan memutus semua perjanjian yang melekat dalam diri Erza. Walaupun sebagai konsekuensinya dia akan mengakhiri hidup gadis itu dengan tangannya sendiri.

"Apa kau tidak mendengarku!" marah Luis membalik tubuh Amon sebelum merampas belati tersebut untuk dibuang jauh.

Amon hanya diam tidak menjawab, namun raut wajahnya mengatakan jika sudah tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan gadis itu. sebelum sesosok itu mengambil alih seluruh tubuh Erza, ada baiknya jika Amon langsung menghabisi Erza.

"Tunggulah sebentar lagi Amon" ucapnya membuat Amon menautkan alisnya kesal. Tentu saja, ini bukanlah hal yang bisa ditunggu. Sesosok itu akan menguasai tubuh Erza sepenuhnya sebelum menjadi dirakus.

"Apalagi yang harus kutunggu?" tanya Amon penuh penekanan, dia tidak paham dengan apa yang Luis maksudkan untuk menunggu. Apakah dia harus menunggu hingga sosok hitam tersebut memakan tubuh Erza yang terkapar dengan luka yang menggenaskan itu.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now