BAB XLVII: Last Night 4

3.9K 373 57
                                    


Last Night 


Dengan bibir yang masih setia tersenyum, Reon terdiam mendengarnya. 'Apa?' batinnya.

'Hey, sudah kubilang bukan untuk jujur sedari awal?' ucap Rion tiba tiba menyahuti Reon, sambil menguap bangun dari tidurnya dia menunggu jawaban dari sang pemilik tubuh.

Tiba tiba Reon tersenyum kikuk, kenapa sekarang dia terjebak dengan situasi yang paling dihindarinya. Apa yang akan dikatakannya setelah menyanggupi permintaan gadis itu.

'Aku hidup disini, kau tidak mendengarku?' tanya Rion sambil melolong kesal.

'Gadis itu akan terkejut nantinya Rion, bagaimana kalau dia menjauhi kita' jawab Reon bingung.

'Mau bagaimana lagi, sudah katakan saja. Lagipula itu adalah resiko setelah kau membohonginya' imbuh Rion kembali menguap, terlihat ingin melanjutkan tidurnya.

Karena tidak mendengar sahutan dari Reon, Rion pun akhirnya kembali dalam posisinya dan siap melanjutkan tidurnya.

'Baiklah'

Dan setelah mendengar jawaban yang Reon berikan, serigala itu benar benar tidur. Reon menghela nafas, Rion lebih mirip seperti kucing daripada seekor serigala. Hari harinya hanya digunakan untuk tidur, dan hanya terbangun saat berburu.

Walau pun begitu Rion bukanlah tipe wolf yang luluh begitu saja saat ada seseorang memanggilnya menggemaskan, tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk Erza. Kalau saja diwaktu itu Erza tiba tiba tidak mengucapkan kata menggemaskan, sudah dapat dipastikan Rion akan langsung mencabiknya.

"Reon?"

Tersentak, Reon menatap gadis didepannya. "Ya, kita akan jalan jalan kehutan nanti" jawabnya, terlihat Erza sangat senang sekarang.

"Flufy pasti senang bertemu denganmu"

Dan bisa dirasakannya Rion mengubah posisi tidurnya, serigala itu menyembunyikan kepalanya dengan alasan yang Reon sudah hafal. Rion sangat menyukai nama baru yang Erza berikan kepadanya, dan serigala itu sedang malu sekarang.

'Dasar pemalu' ejek Reon dengan tingkah serigalanya itu.

'Diamlah!'

Menarik pelan baju yang Reon kenakan, dia menoleh kearah Erza. "Ada apa Erza?" tanyanya.

"Aku ingin kekamar kecil, kau tau dimana?" dengan wajah yang merah.

"Di ujung lorong itu" jawab Reon sambil menunjuk dimana tempat itu berada.

Dengan tergesah gesah Erza lari ketempat yang ditunjuknya, namun ditengah jalan gadis itu berhenti dan menoleh kearahnya. "Reon, jika kau bertemu Amon. Katakan aku dikamar keci, okey" ucap gadis itu lalu melanjutkan larinya.

"Amon?" guman Reon tidak paham, bagaimana bisa Erza membawa pelayan kesekolah. Apa sekolah sudah merubah aturan sekarang, atau gadis itu mendapatkan izin. Karena ia tau gadis itu dekat dengan sang pemilik sekolah, kemungkinan kedua kelihatannya lebih cocok untuk menjawab pertanyaannya.

Menunggu Erza keluar dari tempat itu, Reon duduk disebuah bangku sambil memikirkan kata kata yang tepat untuk menjelaskan kalau dirinya dan Flufy adalah orang yang sama nantinya. Tentu hal itu sangat sulit untuknya.

Drap drap drap drap

Reon menoleh takkala mendengar suara tapak kaki seseorang yang terlihat menuju kearahnya. Yang dilihatnya adalah Amon yang berlari kearahnya sambil membawa kotak kotak besar dengan wajah panik.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now