BAB XXXVI: Alex

7.2K 501 60
                                    


Alex


Serigala berwarna abu abu gelap itu melesat masuk dedalam bersama beberapa serigala lain yang mengikutinya dari belakang. Saat sudah berada didalam dan gerbang kembali ditutup, serigala serigala itu berhenti dan kembali dalam bentuk asalnya.

Daniel menerima uluran kain dari beberapa warior lalu memakainya untuk menutupi tubuhnya. Tanpa menunggu yang lain usai, Daniel segera pergi meninggalkan mereka, setengah berlari agar lekas sampai ditempat yang ditujunya.

Dia akan melapor ke Alex tentang pengintaian yang baru saja dirinya juga beberapa warrior lakukan kepada Erza. Mantan mate dari sahabatnya Alex yang terlalu enggan mengakui jika dirinya benar benar sudah merejectnya di saat mereka pertama kali bertemu.

Dengan alasan yang kurang masuk akalnya, dia dengan bodoh mengatakan itu secara lantang. Padahal sudah jelas tak ada keraguan saat Alex mengatakannya, tapi apa nyatanya sekarang. Dia mengakui Erza matenya, bahkan menghukum gadis tidak bersalah itu karena kekesalannya sendiri.

Daniel sebagai beta bahkan sahabatnya memang kurang suka dengan apa yang dilakukan Alex. Tapi apa yang dapat dia lakukan, jika pun dirinya membela gadis itu secara terang terangan. Tidak dipungkiri matenya yang sedang hamil itu akan menangis hebat melihat pemakamannya keesokan hari.

Dia mengetuk pintu kamar Alex lalu menbukanya setelah itu. Akibat serangan dari pelayan Erza 2 hari yang lalu, Alex tak bisa melakukan apapun selain terbaring diranjang. Berteriak marah kepada orang orang tentang apapun itu, melampiaskan kekalahannya dengan marah kepada semua orang termasuk dirinya.

"Bagaimana keadaannya Daniel?" tanya Alex begitu dirinya masuk, bahkan dia belum membalikkan badannya.

"Gadis itu baik baik saja Alpha" lapor Daniel sambil melirik kearah seorang wanita yang duduk dipinggiran ranjang Alex, sedang menyuapi Alex dengan makanan yang ia yakin bukan buatannya namun dia akui seenak hati.

"Panggil dia Luna, Daniel!" tekan Alex dengan wajah tidak suka.

Mencoba sabar, Daniel mengulangi kata katanya. "Luna baik baik saja, Alpha" seketika dapat dia lihat wajah cemberut buatan yang Selina lancarkan.

"Katanya kau sudah merejectnya?" sela Selina menaruh mangkuk yang dibawanya lalu berdiri dari duduknya.

"Iya memang" jawab Alex singkat tanpa menatap wajah Selina yang mulai memerah kesal.

"Lalu kenapa kau mengharuskan semua orang memanggilnya Luna! Seharusnya itu untukku!" kesal wanita itu menghentak hentakkan kaki selayaknya anak kecil.

Alex menghela nafas melihat itu. "Bisakah kau diam dulu Selina?" ucapnya mencoba untuk tidak meledakkan amarahnya.

Mendengar jawaban Alex yang sama sekali tidak menjawab pertanyaannya, membuat Selina semakin kesal. "Kau jahat Alex!" berjalan melewati Daniel lalu membanting pintunya begitu saja.

Daniel hanya bisa diam melihat lalu fokus kepada Alex lagi. Alex tampak memijat pelipisnya sambil berulang kali membuang nafasnya.

Dia tidak tau bagaimana Alex tahan bertunangan dengan wanita semacam itu dan menyia nyiakan Erza yang dipikirnya lebih baik dari ular tanpa sisik seperti Selina. Daniel benar benar tidak suka dengan wanita itu meski tunangan sahabatnya sekalipun.

"Lalu, bagaimana dengan luka lukanya?" tanya Alex setelah terdiam beberapa menit.

"Sudah sembuh tanpa bekas, Alpha" jawab Daniel cepat, Alex menaikkan sebelah alisnya mencoba memastikan apa yang didengarnya.

Mengerti raut yang ditunjukkan Alex, Daniel kembali menjelaskan. "Sudah disembuhkan oleh demon guardnya" imbuh Daniel agar Alex tidak bingung lagi.

Terdiam lagi, namun kali ini berbeda. Sambil menatap luka ditubuhnya, rahangnya mengeras dan terlihat menahan amarah.

"Bagaimana caranya agar aku bisa mempunyai demon guard juga?" tanya Alex mendapat gelengan dari Daniel.

"Aku mencari beberapa informasi tentang itu, tapi hasilnya tetap tidak bisa. Demon guard hanya mau membuat perjanjian dengan manusia" jelas Daniel.

Dak!

Pyar

Alex memukul nakas disampingnya keras hingga tanpa sadar membuat mangkuk yang juga berada disana terjun kelantai.

"Hanya itu yang bisa saya sampaikan" ucap Daniel, sekiranya Alex ingin meluapkan amarahnya sekarang dan dia tidak ingin ikut campur sama sekali.

"Keluarlah"

Daniel benar benar keluar dari dalam kamar Alex begitu saja, lalu menoleh kearah Selina yang ternyata berdiri dibalik pintu.

'Penguping' batin Daniel lalu meninggalkannya begitu saja. Tidak peduli jika wanita itu menguping pembicaraannya dengan Alex atau tidak, lagi pula yang dirinya bahas tadi bukanlah masalahnya.

Berjalan melewati lorong lorong yang membosankan, Daniel mencekal salah seorang omega yang berjalan melewatinya. "Maaf. Apa kau tau dimana Yitira?" tanyanya pada omega itu, karena ia sudah melewati kolam ikan dimana istrinya selalu duduk disana.

"Nyonya Yitira ada di dapur tuan" jawab omega itu sambil menujuk dimana dapur berada.

"Terimakasih" ucap Daniel sebelum pergi sambil tersenyum simpul.

.

.

.

Alex mengatupkan giginya rapat sambil mengepalkan tangan, diliriknya mangkuk pecah dengan soup yang jatuh berceceran dilantai itu lalu menoleh kearah pintu yang sedikit terbuka.

"Selina, panggilkan omega untuk membersihkannya" perintahnya, dia tau jika sedari tadi Selina tidak benar benar pergi dari kamarnya.

Menampakkan dirinya, dengan kepala merunduk Selina mengangguk dan segera melaksanakan apa yang dikatakan Alex.

Dengan cara apapun, dirinya harus bisa memisahkan Erza dari pada demon guardnya. Ia akui mereka memang lebih hebat dan kuat dari pada dirinya, membuat warriornya terluka bahkan sampai dirinya sendiri yang tak dapat melakukan apapun selama 2 hari.

"Pasti ada caranya!" geramnya.

.

.

.

Sedangkan didalam rumah Erza, 3 orang itu sedang mengikat Erza lalu mensegel iblisnya agar tidak keluar sebelum waktunya. Masing masing dari mereka dapat memantau Erza secara bersamaan, dan sudah mereka tentukan untuk mengawal gadis itu secara bergilir.

Mereka mengikuti apa yang Luis sarankan dengan segera. Mereka akan bersikap lebih waspada dan memperketat penjagaan. Perkataan demon blood seperti Aira tak dapat dipermainkan, gadis itu benar benar bisa membaca buku takdir.

Oleh karena itu mereka tidak akan bersikap santai lagi sekarang. Lina dan Albert tidak akan mengulangi kejadian dimana Heronie di sandra, dan dipindah pindahkan sebelum mereka menemukannya.

"Ini adalah kesempatan" guman Amon disetujui oleh Lina juga Albert. Albert berpindah tempat setelah itu, Lina pun juga melakukan hal yang sama. Membiarkan Amon untuk menjaga Erza hari ini.

.

.

.

Tbc 

Perasaan kutinggal nyemil lumpia barusan, ternyata mau udah jam 10 aja. Apa gegara aku nyemilnya 1 kotak ya😂😂

Sniper Mate: Demon Bloodजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें