BAB ?: GIVE AND TAKE5

1.5K 146 18
                                    


Give and Take

Dilain tempat, tampaknya sebuah ritual telah dimulai dengan Amon sebagai pemimpin, dihadapan sebuah lingkaran pentagram besar dengan tubuh mengenaskan Erza berada ditengahnya. Amon mengalihkan pandangannya kepada Reon, Celin, dan Celina.

Membutuhkan 3 jiwa untuk memperbarui kontrak perjanjian, sama seperti sebelumnya. Namun jika melihat mereka bertigalah yang akan menjadi persembahan, Amon menjadi ragu. Amon tidak bisa berbohong jika dia bisa melihat dengan jelas bahwa Erza melindungi mereka secara tidak langsung dengan mengorbankan dirinya.

Mereka bertiga, tidak masing masing dari mereka berempat memiliki sebuah barrier tipis nyaris tidak terlihat. Gadis itu mungkin bahkan tidak sadar jika sudah membuat Reon dapat melihat tanpa kedua matanya sekarang.

Dengan jarak mereka, Amon bahkan bisa merasakan kekuatan besar dari barrier tipis itu. Erza berkembang pesat tanpa bantuannya dan Amon cukup senang.

Mengeluarkan belatinya kembali, Amon berjalan mendekati mereka untuk memutus barrier tersebut. Dengan raut wajah datarnya pria itu menatap Celin, Celina, dan Reon. Untuk pertama kalinya dia merasa bersalah sebelum mengambil nyawa seseorang.

Berlutut, Amon memandang mereka. "Apa ada yang ingin kalian sampaikan?" tanyanya.

"Terima kasih, berkat Nona kami merasa berharga" ucap si kembar sambil tersenyum kecil.

Mengalihkan pandangannya, tanpa mengatakan apapun Luis pergi dari sana. Sedangkan Celin, Celina yang menyadari hal itu pun kembali mengatakan. "Dan ucapkan terima kasih kepada Tuan itu, dia selalu membantu kami"

"Aku akan menyampaikannya nanti" jawab Amon lembut, berganti mengalihkan pandangannya pada Reon.

"Aku juga ingin berterima kasih kepada Erza, karena untuk pertama kalinya ada seseorang yang melihatku sebagai teman dan menginginkanku bukan karena apa yang aku punya"

"Jadi selama ini kau tidak punya teman Reon?" gurau Lina dikejauhan, mencairkan suasana.

"Itu tidak lucu" sahut Reon sambil tersenyum simpul. Memang apa yang bisa dilakukannya, Javier selalu melatihnya dirumah. Selain itu tidak ada orang yang bisa diajak berteman dirumah, mereka sibuk membatasi diri sebagai bawahan dan pemimpin.

"Dan satu lagi, katakan jangan terlalu bersedih tentangku" ucap Reon menundukkan kepalanya.

"Apa hanya itu yang ingin kau sampaikan?" tanya Amon melihat raut wajah Reon yang terlihat ingin sekali mengatakan banyak hal.

"Iya hanya itu"

Amon mengulurkan tangannya dihadapan Reon. "Kau berbohong, pegang tanganku dan katakan semuanya"

Reon menggenggam tangan Amon dan mulai mengatakan semua melalui mindlink dengan cepat. Karena dia juga tidak ingin mengulur waktu.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan, aku akan menyampaikannya" ucap Amon bangkit dan membiarkan Reon berjalan mendekati dan berdiri dihadapan Erza.

Sesuai permintaan Reon, Amon membuat sebuah ilusi yang hanya akan dilihat oleh Javier. Kembali ketempatnya, Amon mulai merapalkan sesuatu.

Menarik nafas panjang sambil memejamkan mata, pria itu sudah siap menerima semua resikonya. Termasuk kebencian dan amarah yang akan Erza berikan kepadanya, karena Amon sudah membunuh mereka.

.

.

.

Menatapi tubuh kecil Erza yang meriuk didekapannya, perlahan merenggangkan dekapannya sambil tetap memandangi gadis itu dengan wajah sendu tanpa mengatakan apapun.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now