BAB 3: Reaction

30.1K 2.1K 107
                                    

REACTION

Erza menoleh saat merasa pria itu berjalan menuju kearahnya, menatapnya dengan wajah bertanya tanya kenapa pria itu menghampirinya.

"I, Alexander Davian, Alpha of Red Moon Pack reject you, Erza Er Vilt as my Mate and my Luna" ucap pria itu sambil melayangkan senyum cemoohnya.

'Hey apa kau sudah gila? Kau merejectnya' marah Cain terkejut mendengar apa yang Alex katakan kepada gadis tersebut.

Seketika Erza menautkan alis semakin kebingungan mendengarnya. Dia bahkan tidak mengenal pria tersebut, memang apa yang sudah dirinya tawarkan hingga pria itu menolaknya.

Tersenyum mengejek gadis itu meresponnya. "Maaf Tuan, apa yang anda bicarakan? Apakah anda sedikit tidak waras?" ucap Erza sambil menekankan kata tidak waras pada akhir kalimatnya.

'Gadis itu benar, kau memang tidak waras' cecar Cain kepada Alex yang masih terdiam.

'Tidakkah kau bersyukur jika dewi bulan mengabulkan permintaan tidak masuk akalmu, dan ini balasanmu kepadanya?'

Namun Alex masih belum menunjukkan reaksi apapun, dia sedikit terkejut melihat gadis itu malah berbalik menghinanya. Alex tidak menyangka jika gadis itu memiliki sebuah keberanian untuk menjawab sepatah kata darinya, terlebih ketika Alex sadar gadis itu menatapnya seperti barang yang menjijikkan.

Lamunannya tersadar begitu melihat seorang pria lain merangkul pundak gadis itu tanpa permisi, entah kenapa alisnya menaut tidak suka.

"Aku akan menunggumu dimobil" ucap Vano pelan hampir berbisik kearah Erza setelah menyadari Alex tidak menyukai kehadirannya.

Mendengar itu Erza bangkit dari kursinya, mengalihkan pandangannya begitu saja dari Alex. "Untuk apa, ayo pulang sekarang" ajak Erza.

"Tapi sepertinya pria itu masih ingin mengatakan sesuatu" ucap Vano melihat kearah Alex yang masih menatap tajam kearahnya.

"Aku tidak mengenal orang sepertinya" sahut Erza acuh, gadis itu terlihat sama sekali tidak peduli apa yang ingin Alex katakan kepadanya.

"Orang gila menjijikkan" guman Erza sebelum mengamit lengan kiri Vano, membawanya segera keluar dari cafe.

Brak!

Alex menggeram lirih, giginya bergemeletuk seperti ingin memakan seseorang. Dia memukul meja bundar dihadapannya untuk melampiaskan amarah.

Tidak memperdulikan sekitar jika sedari awal dia berjalan kearah Erza, semua mata pengunjung cafe menoleh karahnya. Terutama ketika gadis itu mengatainya tidak waras, beberapa dari mereka bahkan terlihat menertawakan Alex dari kejauhan.

'Gadis cacat kurang ajar'

'Alpha bodoh tidak tau diri' guman Cain menyahuti apa yang Alex katakan.

'Tidak bisakah kau diam saja, dasar tidak berguna' teriak Alex kepada Cain yang sama sekali tidak berniat mendengarkannya.

'Benar, aku memang tidak berguna. Suatu hari nanti kita akan lihat apa yang bisa kau lakukan tanpaku didalam tubuhmu' ucap Cain mengakhiri pertengkarannya dengan Alex untuk hari ini.

Alex hanya memutar bola matanya saat mendengar pernyataan yang Cain ucapkan. Jika pun benar, lalu bagaimana serigala bodoh itu melakukannya, tidak mungkin mereka akan terpisah ditubuh yang berbeda.

Tidak lupa membayar minuman yang sudah dipesannya, Alex mengeluarkan ponselnya untuk menelfon Daniel sambil berjalan menuju keparkiran. "Apa saja jadwalku untuk besok pagi?" tanya Alex langsung setelah mendengar Daniel mengangkat telefonnya.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now