BAB XLI: Just

6.6K 518 63
                                    


Just

Senang tentu saja, apalagi yang dapat menggambarkan perasaannya saat ini. Berhasil membawa Erza pulang kerumah. Setelah ini dirinya akan melihat gadis keras kepala itu berkeliaran dirumahnya, mungkin memarahinya, atau mungkin memukulnya.

Alex tidak mempermasalahkannya selagi gadis itu tetap dalam kawasannya, jauh dari demon guardnya yang sangat menyebalkan.

Berhenti sejenak, Alex dan kawanannya menunggu gerbang terbuka. Dia melihat gerbang tinggi itu sambil kembali mengingat ketika Erza berhasil kabur dari packnya, dirinya hanya tak menyangka gadis itu bisa melewati gerbang ini tinggi ini dengan mudahnya.

"Selamat datang Alpha" sambut warrior warrior itu setelah gerbangnya terbuka sambil memberi hormat.

Alex menanggapinya sambil mengangguk senang. Saat membenahi bajunya sejenak sebelum turun, pertanyaan itu mengintrupsinya.

"Maaf Alpha, kenapa anda mengikat nona Selina?" setelah mendengarnya, sedetik itu juga Alex menoleh kebelakang.

Matanya terbelak melihat bukan Erza yang terikat disana, tapi Selina yang meronta sambil menangis. Wanita itu terlihat seperti memanggil namanya. Tentu saja dengan cepat Alex menghampirinya, melepaskan ikatannya lalu mencari obat dari ramuan bisu yang didapatkannya dari seorang enchanter.

"Alex!" teriak Selina setelah meminum obat itu sambil menangis, wanita itu langsung memeluknya begitu saja.

"Bagaimana bisa kau terikat disini!" tanya Alex meminta penjelasan, ingin mengetahui bagaimana Erza bisa kebur dengan bajunya yang masih utuh ditempat.

"Aku, aku tidak tau. Aku tadi sedang berjalan jalan dilorong dan tiba tiba saja sesuatu yang cepat menangkapku. Waktu aku membuka mata, aku sudah disini" jelas Selina dengan wajah panik juga ketakutan.

Alex terdiam mendengarnya sambil memikirkan siapa yang menculik Selina lalu mengganti posisinya tanpa diketahui siapapun.

Dia mengangkat Selina membawanya kedalam, memanggil beberapa omega untuk mengobatinya. Setelah itu dirinya sendiri kembali kedalam kamarnya, dengan wajah murka. Membuat warrior yang mengikutinya menculik Erza tidak berani mendekat.

"Sialan!" gumannya selama perjalanan dengan raut wajah yang tak enak dipandang. Terlihat dari beberapa omega juga warrior yang tak berani mengatakan sesuatu saat bersimpangan jalan dengannya.

Dibukanya pintu itu lalu menutupnya dengan keras dan penuh emosi.

Brak!

"Arrrggh!" teriaknya penuh amarah. Alex mengangkat nakas disamping pintu kamarnya lalu melemparnya asal, membuat vas bunga yang awalnya berdiri diatas meja itu harus hancur membentur lantai. Tidak sampai disitu dia bahkan melempar sofa juga benda lain yang dekat dengan jangkauannya.

Hancur sudah seisi kamarnya dia lempar untuk meluapkan amarah itu. Alex menggeram sambil membuang nafasnya yang terputus putus, raut wajahnya terlihat masih mengerikkan.

Setelah dipikir pikir, bagaimana bisa dia menyukai Selina. Tentu saja wanita itu jauh dari kriteria yang dirinya inginkan. Selina sangat cengeng, dia bahkan tidak bisa melakukan apapun seorang diri, penakut, manja, dan semua kebalikan yang Erza punya.

Sedangkan Erza sangat cocok dengan apa yang diinginkannya meskipun gadis itu seorang manusia dan umurnya terpaut jauh darinya. Kenapa dirinya begitu bodoh melepaskannya hanya karena kacamata palsu dan pakaian lusuhnya waktu itu.

Cain pun tak ingin mendengarkan suaranya lagi sekarang, dan dia harus membawa Erza kemari tanpa terkecuali. Apapun resikonya, gadis itu harus disini.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now