BAB?: Give and Take 6

1.6K 116 16
                                    


GIVE AND TAKE

Hampir 2 bulan berlalu setelah kejadian itu, dimana Javier membawa pasukannya untuk menyerang Red Moon Pack sebagai balasan setelah membuat Reon kehilangan kedua matanya.

Gadis itu masih belum juga membuka matanya hingga sekarang. Amon tidak mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi saat proses pembaharuan kontrak berjalan dengan lancar tanpa ada sedikitpun kendala.

Seharusnya gadis itu sudah bisa membuka matanya, tidak merasakan sakit karena luka disekujur tubuhnya. Namun jika melihat kondisi Erza sekarang, sepertinya pembeharuan kontrak itu tidak memberikan pengaruh apapun.

Keadaan gadis itu semakin memburuk kian harinya, tubuh gadis itu sepucat mayat dan sedikit membiru karena lukanya. Terlebih Erza berhenti bernafas total beberapa menit setelah pembaharuan kontrak selesai, ditambah luka luka ditubuh Erza tidak dapat meregenerasi seperti yang seharusnya.

Bersyukur, jika bukan karena maid Lina dan Luis yang dengan senang hati membantunya menetralkan luka luka ditubuh Erza, Amon bisa mengerjakan tugasnya yang lain dengan sedikit tenang. Jika tidak Erza sudah dapat dipastikan membusuk dari jauh hari seperti mayat pada umumnya, dan Amon tidak dapat mengerjakan tugasnya yang lain.

Tersadar dari lamunannya, Amon menatap kearah baskom besar yang terletak tepat disamping kakinya. Baskom itu sudah terisi penuh oleh darah sekarang, kembali mendongak dia mengamati wajah pucat seorang wanita yang tergantung dihadapannya.

Wanita itu sudah kehilangan seluruh darah ditubuhnya setelah hampir 3 liter darah bersih berhasil ditampungnya kesebuah baskom. Amon melepaskan setiap rantai yang mengunci pergerakan wanita itu, menurunkan mayat itu pelan sebelum dengan bruntal memutus satu persatu tubuh mayat itu menggunakan tangannya untuk ditaruh kesebuah tong besar bersama yang lainnya.

Berbalik mengambil baskom penuh darah yang ditinggalkannya, Amon membersihkan dirinya sebelum berpindah tempat dengan cepat menuju dapur. Meletakkan baskom itu dimeja, pria itu sempat termenung sejenak sebelum kembali ke basement untuk mengambil sebuah tong berisi mayat yang akan diolahnya.

"Aku mohon lepaskan aku juga"

"Diamlah jangan berisik!"

Amon terdiam setelah mendengar suara bisikan bisikan kecil itu, suara yang seharusnya tidak terdengar dibasement ini. Menoleh, Amon mengurungkan niatnya untuk membawa tong tersebut menuju kedapur, berjalan mendekat kesumber suara, menatap mereka yang berlomba lomba melepaskan diri dari rantai yang dipasangkannya.

Menaikkan sebelah alisnya, Amon tidak paham bagaimana cara mereka melepaskan diri dari rantai itu. Tentu karena itu bukanlah rantai biasa, dia menaruh sebuah pentagram disetiap kepala rantai yang membelenggu mereka.

Terus mengamati mereka dari balik bayangan, Amon sedikit terkejut melihat salah satu mereka membawa belati miliknya. Mereka menggunakan belati itu untuk menghancurkan kepala rantai yang terdapat dikaki mereka. Menepuk jidatnya, lagi lagi dia bersikap ceroboh. Belati kecilnya dapat dengan mudah menghancurkan benda keras tentu karena benda itu terbuat dari kekuatan miliknya.

"Bagaimana bisa aku menjatuhkan benda itu" ucap Amon meruntuki keteledorannya.

Berjalan keluar begitu saja dari balik bayangan, puluhan wanita itu mulai berteriak histeris melihat kedatangan Amon. 

"Lepaskan aku dulu!"

"Aku saja"

Teriak mereka kepada seorang wanita yang membawa belati tersebut, sedangkan wanita itu hanya bisa diam membeku ketakutan menatap Amon yang dengan sangat cepat sudah berdiri dihadapannya.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now