BAB XXXIX: Aster 2

5.6K 465 91
                                    


Aster

Dan Erza rasa hari itu akan terulang kembali, kecuali jika mereka tidak menyerangnya. Mungkin dia dapat berpikir ulang untuk mengeluarkan isi pelurunya, atau menghunuskan belati yang dibawanya.

Saat dirasanya suara itu terdengar semakin mendekat, Erza siaga dengan belati yang dibawanya dan tangan kirinya sudah siap mengambil salah satu pistol kembarnya yang terselip rapi dalam bajunya.

Namun saat melihat siapa yang datang, gadis itu sedikit menurunkan belatinya. Menatap pria dihadapannya dengan alis menaut sambil berpikir. 'Untuk apa dia datang kemari?'

"Senang bisa melihatmu lagi Erza" sapa Alex yang turun dari atas punggung Daniel yang berubah menjadi wolfnya.

Setitik rasa kesal mulai terselip dibenak pria itu melihat Erza masih baik baik saja, bahkan tak ada 1 pun bekas luka ditubuhnya yang dapat dirinya lihat. Sedangkan dirinya, wajahnya memiliki bekas goresan belati, dan perutnya masih belum sembuh secara total. Membuatnya tidak bisa merubah wujudnya menjadi serigala.

"Bukankah kita sudah sering bertemu?" balas Erza mengangkat alisnya. Gadis itu berpikir, tidak mungkin Alex tidak melihatnya saat pers atau rapat yang sering terjadi. Tapi lagipula siapa yang peduli itu.

Mereka berdua bungkam sejenak, hanya ada suara burung berkicau dengan suara derit pepohonan yang tertidup angin, bermaksud merontokkan daunnya.

Erza yang sedikit jengah mengalihkan atensinya pada serigala berbulu kelabu disamping Alex, berbeda dengan Flufynya yang masih memiliki corak putih pada bulunya. Sedangkan serigala itu sepenuhnya kelabu, membuat Erza merasa tidak asing dengan serigala itu.

"Apa itu serigalamu?" tanya Erza menunjuk Daniel dengan belati yang dibawanya.

Alex menoleh kearah Daniel, lalu mengangguk kearah Erza. "Bukan hanya ini, tapi dibelakang sana juga" jelas Alex menunjuk kearah warriornya yang berbaris dibelakang Erza dengan dagunya.

Reflek gadis itu menoleh kebelakang, baru sadar jika ada segerombol serigala yang mengepunynya dari belakang. Erza kembali menautkan alisnya dan kembali siaga dengan belatinya, bagaimana bisa serigala serigala itu sudah ada dibelakangnya saat dirinya mendengar suara derap langkah itu datang dari depan.

Sambil tetap menjaga jarak dengan Alex yang sedikit jauh dihadapannya, Erza mengedarkan pandangannya. Dirasanya serigala yang ada dibelakangnya memang sudah sejak awal mengawasinya, dan yang didengarnya adalah serigala lain yang dibawa oleh Alex namun disembunyikan.

Itu terbukti karena Alex tidak menyebutkan jumlah serigala yang dibawanya, dia hanya mengatakan seekor serigala disampingnya dan 6 serigala dibelakangnya adalah miliknya.

Srek..

Seketika matanya menuju kesumber suara, dan benar saja. Dapat dilihatnya sepasang telinga bersembunyi dibalik semak.

"Apa yang kau inginkan?" tanya gadis itu spontan.

Alex menaikkan alisnya lalu tertawa kecil. "Tidak ada, hanya ingin memberikan hukuman kecil untuk gadis nakal" jawab Alex dengan wajah menjengkelkannya. "Hanya bercanda" imbuhnya.

Alex berjalan mendekati Erza sambil mengeluarkan beberapa tangkai bunga aster putih dari dalam coat coklat panjang yang dipakainya. Bunga itu masih segar dan terlihat baru saja dipetik.

Firasatnya mulai tidak enak, tapi bunga itu. Bunya yang telah dicarinya sedari tadi, dan bagaimana bisa Alex mendapatkannya. "Darimana kau mendapatkannya?" tanya Erza sedikit menenangkan dirinya sendiri yang mulai panik.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now