BAB XLV: Last Night 2

4.5K 448 62
                                    


Last Night


Pagi sudah datang, 3 orang itu berdiri dihadapan pintu kamar Erza yang masih tertutup rapat. Bukan karena mereka tidak mau membuka pintunya, bukan juga menunggu Erza bagun sendiri dari tidurnya. Tapi mereka tidak bisa masuk karena pintu itu terkunci dari semalam.

Mereka sebenarnya bisa tiba tiba masuk kedalam kamar nonanya, tapi mereka khawatir kalau gadis itu sudah terbangun dan terkejut melihat mereka yang tiba tiba berada didalam sekejap mata saja. Harus menjelaskan apa mereka nantinya jika hal itu benar benar terjadi.

"Albert, cepat ambil tangga. Masuk lewat balkon saja" usul Lina setelah itu pergi dari sana.

"Aku akan membuat bekal untuk nona" ucap wanita itu sebelum menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur.

Setelah menatap kepergian Lina, sontak Amon menatap Albert dengan wajah datar membisu.

"Apa?" tanya Albert kebingungan.

"Kau tidak dengar ya? Cepat ambil tangga" ulang Amon menatap Albert tajam.

"Tentu aku dengar" jawab pria itu sambil mengedikkan bahunya, berjalan santai menuruni tangga hingga membuat Amon sedikit kesal dengan tingkahnya.

"Cepat!" ucap Amon menahan suaranya agar tidak benar benar berteriak dihadapan kamar nonanya.

Seketika Albert berpindah tempat, cukup senang dirinya bisa membuat Amon kesal seperti ini lagi setelah bungkam menjadi patung berminggu minggu.

.

.

.

Dua pria itu berdiri tepat dibawah balkon kamar Erza, namun hanya Amon yang diam menatapi balkon itu sedangkan Albert tengah membenarkan tangga yang dibawanya menjadi panjang.

Melihat Albert yang masih berkutat dengan tangga itu membuatnya tidak sabar, Amon langsung saja berpindah tempat. Dan saat dirinya sudah sampai diatas, Amon bisa melihat nonanya yang masih tertidur pulas dengan keadaan yang sungguh berantakan.

Kepalanya berada dipinggiran kasur dan gadis itu sudah siap terjatuh. Amon pun mencoba membuka pintu balkon itu.

Cklak!

Pria itu terdiam ditempat sejenak, balkon itu tidak terkunci, bahkan tirainya tidak terpakai. Segera masuk menghampiri nonanya, Amon membenarkan posisi tidur Erza yang dilihatnya kurang aman sambil merperhatikan sekeliling ruangan. Jikalau ada sesuatu yang ganjil, tentu dia khawatir.

Seseorang bisa saja masuk kedalam kamar nonanya tanpa mereka ketahui, karena mereka pun tidak memasang barrier kemarin. Hal hal itu membuatnya gelisah sekarang.

"Nona, ini sudah pagi. Anda akan terlambat sekolah jika tidak bangun" seru Amon lembut, tenang seolah tidak merasakan apapun.

Mengerjapkan matanya, gadis itu membuka mata. "Bagaimana kau bisa masuk Amon?" tanya gadis itu.

Lihat bagaimana reaksinya saat seseorang tiba tiba berada di kamarnya, dia hanya bertanya bagaimana dirinya bisa masuk kedalam kamar.

"Saya masuk lewat balkon, nona" jawab Amon masih mencoba tenang, nonanya itu baru saja bangun tentu saja.

"Ah iya, aku lupa menguncinya" sahut gadis itu sambil mencoba membuka matanya yang masih mengantuk.

"Nona, saya harap jangan mengulanginya lagi. Seseorang bisa saja masuk kedalam kamar anda tanpa kami ketahui" tutur Amon memberi pengertian kepada gadis itu.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now