BAB 4: She is Again

28.5K 2.2K 123
                                    


SHE IS AGAIN

Beruntung dia masih memiliki teman walaupun hanya Vano seorang.

Mengingat tentang kacamatanya, sebenarnya dia tidak membutuhkan benda itu untuk membantunya melihat. Dia hanya memakainya saat ingin, lagi pula tidak ada salahnya memakai kacamata yang sudah menemaninya melakukan penyamaran beberapa tahun ini.

Erza adalah penembak runduk didalam anggota khusus milliter, dia melakukan pekerjaan berbahaya seperti melakukan penyergapan terhadap terroris, mafia, dan menangani perdagangan illegal yang terjadi didalam negara ini.

Namun tidak ada satupun orang yang mengetahui fakta akan hal itu karena Glenn selaku pemilik sekolah yang menyerahkannya untuk menerima pekerjaan itu merahasiakan identitas dan memalsukan surat perekrutan yang akan dikirimkan kepada mentri pendidikan untuk disetujui. Yang orang tau, dia adalah salah satu anggota milliter muda yang berbakat, dan kapten dari pasukan Alpha III.

Walaupun sebenarnya dia tidak ikut melakukan apapun untuk mengurus pasukan itu selain menerima misi apa yang akan mereka kerjakan, Leo adalah kapten sebenarnya dalam pasukan tersebut. Erza hanya menjabat sebagai formalitas belaka untuk menutupi identitasnya yang dirahasiakan.

Berjalan pulang sendirian didalam hutan, gadis itu terlihat mengingat jalan yang harus ditempuhnya. Tidak hanya berada disekitar danau, ternyata sinar dari bulan purnama itu juga membuat hutan menjadi sedikit terang. Yang entah kenapa membuat suasana terasa sedikit aneh, sepanjang Erza berjalan dia tidak mendengar 1 pun suara serangga didalam hutan.

Erza memeluk dirinya sendiri saat angin berhembus kencang kearahnya, terdengar suara lolongan serigala itu menyusul setelahnya.

Mendengar hal itu Erza dengan segera menarik rapat tali tas selempangnya, salah satu tangannya sudah bersiap membuka kancing kemeja putih yang dikenakannya. Menghentikan langkahnya sejenak karena suara lolongan itu menghilang secara tiba tiba, gadis itu membuka semua kancing kemejanya karena merasa tidak nyaman.

Menatap dan mendengarkan sekitar dengan waspada, Erza tidak tau dimana keberadaan mereka namun dia bisa merasakan sesuatu mengintainya dari kejauhan. Sambil melangkahkan kakinya perlahan, Erza menarik kedua pistol itu dari keluar dari sekat rompinya, memastikan dengan benar dimana suara derap langkah itu timbul.

Tetap dalam keadaan siaga memegang pistolnya, gadis itu masih melakukan hal yang sama untuk memastikan sekitar. Berjalan perlahan, Erza berharap bisa meninggalkan tempat itu dalam tenang jika memungkinkan. Namun sepertinya tidak bisa, karena hewan buas seperti mereka dapat mengendus kemana arahnya pergi.

Suara geraman terdengar saat dia tanpa sengaja mengarahkan salah satu pistolnya kearah semak rimbun tepat disampingnya, suara geraman itu semakin lama terdengar semakin keras ketika Erza sedikit melangkahkan kakinya mundur. Seekor serigala berbulu hitam dengan tubuh dua kali lebih besar dibandingkan tubuhnya berjalan keluar dari dalam semak, menggeram dan meneteskan air liurnya dihadapan Erza.

'Serigala jenis apa ini?' batinnya melihat ukuran tidak normal yang serigala itu miliki.

Masih belum ada niatan untuk menembak karena serigala itu tidak melakukan apapun selain menatapnya, Erza menyempatkan dirinya untuk memastikan berapa peluru yang tersisa didalam pistolnya. Beruntung saat mengetahui kedua pistolnya penuh, jadi dia tidak perlu bingung ketika kehabisan peluru saat melawan makhluk raksasa ini.

Suara derap langkah yang terdengar secara tiba tiba itu membuat Erza dengan reflek menghindar kesamping, seekor serigala lain meloncat keluar dari dalam semak hendak menyergapnya dari belakang, dan kerena refleknya juga Erza tanpa sadar langsung menembak serigala itu tepat mengenai jantungnya. Membuat hewan itu tumbang salam satu kali tembakan yang dirinya berikan.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now