BAB: Help Me Take it Back

864 32 12
                                    

HELP ME TAKE IT BACK

Maid Lina dan Albert yang baru saja tiba hanya bisa tersenyum kecil melihatnya. Beberapa hari yang lalu Erza memutuskan untuk menjadikan Criss sebagai anak angkatnya meski bisa dibilang belum secara resmi, tentu hal itu membuat Criss setuju dan senang bukan kepalang melihat Erza mau menerima keberadaannya dirumah ini.

Namun sebagai konsekuensinya Criss, anak itu tidak tau jika ingatannya malam itu harus dihapus secara paksa oleh Luis agar tidak mempengaruhi perkembangan Erza dalam membangkitkan kekuatan iblisnya maupun keberlangsungan Criss sendiri.

Menoleh kearah Albert juga Lina yang berdiri dibelakangnya membawakan satu keranjang penuh bunga, dengan hati berdebar dan pipi yang mulai bersemu merah lucu Criss mengambil lalu menyerahkan keranjang penuh bunga itu kepada Erza. Sementara Lina berjalan mendekat mewakili anak itu untuk mengatakan jika ini adalah hadiah istimewa dari Criss.

Erza tersenyum lembut, meski dia sudah menutup semua matanya dia bisa merasakan kehangatan, polos, dan kemurnian hati Criss dari bunga bunga itu. "Terima kasih, bunganya sangat harum" ucap Erza mengusap pipi merah anak itu penuh kasih sayang.

Sebagai anak yang masih berusia 10 tahun, Criss tau bagaimana cara menghargai kekurangan seseorang. 'Sepertinya dia akan cocok bekerja dikantor bersamaku nanti' batin gadis itu sudah merencanakan masa depan Criss dengan senang, tapi tentu saja dia tidak akan memaksa jika anak itu tidak mau nantinya.

Criss yang melihat Erza tersenyum kepadanya menoleh kearah Lina yang sudah membantunya menyampaikan perasaan. Anak itu membungkuk kecil sambil tersenyum senang sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantunya. Sekarang dia sudah berhasil mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Erza karena sudah bersedia menjadi mama angkatnya.

Lina membalas anak itu dengan sebuah anggukan kecil dan senyuman. Criss, anak itu sebenarnya sudah dari beberapa hari yang lalu melakukan hal ini. Meminta Albert juga dirinya untuk menemaninya berjalan jalan keluar tanpa mengatakan apapun, saat tiba dikota anak itu selalu menatap beberapa toko dengan wajah bimbang dan pergi setelahnya.

Diam diam selalu bertanya apa yang sebenarnya Erza suka, namun Lina maupun Albert tidak bisa menjawab karena tentunya mereka tidak mengetahui hal itu. Hal hal semacam itu hanya diketahui Amon seorang sebagai Demon Guard pribadi Erza.

Tapi dari sanalah Lina juga Albert tau, anak itu sepertinya ingin memberikan sesuatu kepada Erza sebagai hadiah.

Karena kasihan melihat Criss yang semakin lama terlihat putus asa, pada akhirnya Albert memberi saran bunga sebagai hadiah, pria itu juga menjelaskan jika Erza sering berjalan jalan kehutan untuk memetik beberapa bunga walau Albert sedikit tidak yakin gadis itu menyukai bunga itu.

Tapi melihat bagaimana keadaan Erza sekarang yang tidak memiliki mata, tidak mungkin gadis itu bisa melihat jika Criss memberikan hadiah yang cantik.

Lina menahan tawa kecilnya ketika mengingat betapa semangat anak itu menunjukkan bunga bunga yang sudah dia pilih secara teliti setelah beberapa kali jatuh duduk terpeleset rumput basah penuh embun. Anak itu benar benar pantang menyerah, menandakan keinginannya untuk memberi hadiah kepada Erza begitu kuat.

Menoleh kearah Luis yang duduk disamping mamanya, Criss menarik pelan ujung baju pria itu agar menoleh kepadanya. Setelah mendapati pria itu menunduk menatap kearahnya dengan hati hati anak itu merangkai kata menggunakan Bahasa isyarat, mengatakan jika dia ingin mengajak mamanya berjalan jalan keluar dengan tatapan penuh harap.

Luis menganggukkan kepalanya tanpa pikir panjang, menjawab Bahasa isyarat anak itu. "Hanya sebentar"

Menggenggam tangan mamanya, Criss menarik Erza pelan agar bangkit dari kursi yang didudukinya. Anak itu dengan riang menggandeng tangan Erza mengajaknya berjalan jalan keluar rumah, berniat memperlihatkan hamparan bunga harum yang ditemukannya tadi.

"Mau kemana, pelan pelan Criss" ucap gadis itu ketika ikut berlari kecil mengikuti Criss yang menggandengnya.

Amon mengikuti mereka dari jauh tanpa diminta, dia tidak bisa membiarkan mereka lepas dari jarak pandangnya ketika keluar dari kawasan rumah. Sebenarnya setelah berbicara dengan Carl tadi dia bisa merasakan pergerakan mencurigakan disekitar barrier yang Amon pasang untuk melindungi Erza.

Namun pria itu tidak bisa memastikan siapa itu dan apa tujuannya selain aroma werewolf yang tertinggal, itulah kenapa Amon memutuskan untuk mengambil tindakan cepat untuk melihat kesekitar dan mengawasi secara langsung sebelum sesuatu terjadi, sama seperti sebelumnya.

Selama memeriksa sekitar, Amon bisa melihat dengan jelas dari kejauhan jika Criss juga beberapa kali menghentikan perjalanannya dengan wajah gelisah menoleh kekanan dan kiri. Dia tau anak itu pasti sadar jika sesuatu sedang mengawasinya, dan tentu saja itu bukan dirinya.

"Ada apa Criss?" tanya Erza kebingungan saat Criss beberapa kali menghentikan langkahnya, dia sangat ingin membuka salah satu matanya untuk melihat keadaan namun poninya sedang terjepit rapi keatas sekarang. Jujur saja dia masih belum bisa memperlihatkan dan mengatakan siapa dirinya kepada anak itu.

'Ayo kita pulang saja' tulis Criss pada telapak tangan Erza sebelum menarik mamanya untuk kembali pulang kerumah.

Tanpa bertanya kenapa Erza mengikuti anak itu yang menuntunnya kembali kerumah, sepertinya ada sesuatu tapi kenapa Erza tidak bisa merasakannya.

"Anak itu cukup tanggap" puji Amon turun dari atas pohon memperhatikan mereka yang kembali kerumah, menoleh kearah Javier yang tertangkap basah olehnya.

"Apa tujuanmu?" tanya Amon tanpa basa basi, berjalan mendekati Javier yang berdiri sendirian disana tanpa pengawal atau betanya.

"Apa bisa kita bicara sebentar? Aku tidak berniat menyakiti siapapun" jawab Javier meminta waktu kepada Amon untuk mengatakan sesuatu.

Menaikkan sebelah alisnya, Amon sedikit kebingungan dengan penampakan Javier yang terlihat berantakan dan tidak terurus sekarang. Sepertinya itu karena kematian adiknya Reon, pemuda itu langsung menghilang meninggalkan tempat beberapa saat setelah membantunya membunuh Reon.

Tapi apa yang akan pemuda itu katakan kepadanya, tidak mungkin Javier mempertanyakan bagaimana Reon bisa datang malam itu. Itu bukan ulahnya, Luis yang memberkati Reon agar bisa melihat walau tanpa mata.

"Baiklah"

.

.

.

Tbc

😭akhirnya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now