BAB LIV: Demon Blood 2

2.9K 384 14
                                    

Demon Blood

Tanpa absen sehari pun, Celin dan Celina tidak pernah lupa untuk meminumkan darah mereka kepada Erza saat omega lain sedang keluar. Sambil berharap kalau nona mereka secepatnya sembuh dan sadar, mereka tetap melakukan kegiatan tersebut hingga hampir 1 minggu terhitung.

Setiap malam menjelang, Celin dan Celina menggores telapak tangan juga lengan mereka dengan sebilah pisau secara bergantian. Menampung darah mereka sendiri disebuah baskom kecil yang Celin ambil dari dapur, sambil menahan perih juga sakit dari sayatan sebelumnya yang memang belum sembuh karena tidak diobati dengan benar.

"Nona pasti sembuh" ucap Celina gemetar sambil mengedip ngedipkan matanya agar tidak menangis.

Celin mengangguk lalu mencengkram lengan adiknya yang agar darahnya tidak lagi keluar, tempat itu sudah penuh dan mereka pikir ini semua sudah cukup. Mereka harus tidur sekarang dan harus memberikan darah itu pagi pagi sekali.

Bergantian memasangkan kain kasa dilengan masing masing, si kembar membereskan kamar mereka, menyembunyikan pisau juga tempat yang mereka gunakan dibawah tempat tidur lalu menutupinya dengan kain hitam. Setelah itu mereka beranjak menuju tempat tidur dan menutup matanya.

.

.

.

Pagi sudah datang walau matahari masih belum tampak menghiasi langit, dan disudut sana terlihat si kembar yang sedang berjalan mengendap endap menuju ruangan Erza.

Ada alasan kenapa mereka memberikan darah itu pagi pagi sekali. Pertama, karena tubuh mereka semakin sensitif dengan sinar matahari. Kedua, mereka sering merasa pusing yang tentunya karena kekurangan darah. Ketiga, mereka hanya ingin istirahat setelah memberikan darah ini, tubuh mereka terasa sangat lemas sekarang.

"Kakak pikir apa ada orang didalam sana?" tanya Celina sebelum membuka pintu ruangan Erza. Celin terdiam sambil menutup matanya, mencoba mendengarkan kalau kalau ada seseorang didalam selain nona mereka.

Celin menggeleng lalu membuka matanya untuk menatap Celina. "Tidak ada" jawabnya lirih.

Pada akhirnya mereka masuk kedalam, menutup pintu dan segera menghampiri nona mereka yang masih terbaring di atas tempat tidur.

Celin menarik sebuah kursi agar sampai saat meminumkan darah itu kepada nonanya dan Celina mengeluarkan 1 botol darah mereka yang sedari tadi dipeluknya. Celin mengambilnya dan menuangkan cairan merah itu sedikit demi sedikit kedalam mulut Erza sambil sedikit menekan bagian lehernya agar tertelan.

Waktu berlalu dan darah didalam botol itu sudah hampir habis Erza telan, namun 1 masalah tiba tiba datang kepada mereka. Celin dan Celina mendengar seseorang membuka pintu depan dan sedang berjalan menuju kamar tempat mereka berada sekarang.

Karena terkejut Celin yang membawa botol itu sempat menumpahkan sedikit darah kepakaian yang nona mereka kenakan, Celin buru buru turun dari atas kursi itu dan mencari tempat untuk bersembunyi. Dan naas nya lagi saat mereka akan bersembunyi, mereka sudah tertangkap lebih dulu.

"Apa yang kalian lakukan!" teriak Alex yang melihat Celin sempat memasukkan sesuatu kemulut Erza.

Sontak dua anak itu berdiri ketakutan sambil menyembunyikan botol tersebut dibelakang tubuh mereka, melihat sang Alpha menghampiri mereka dengan wajah marah tentu membuat mereka semakin tertekan harus melakukan apa.

"Apa yang kalian berikan kepada Erza!" tanya Alex dengan raut marah tepat dihadapan Celin dan Celina. Melihat kebungkaman sikembar, Alex beralih menatap kearah Erza dan menemukan bercak cairan berwarna merah di pakaian gadis itu.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now