VENESIA • Part 8

4.2K 181 8
                                    

Playlist : Katy Perry - Rise

Siena menggeliatkan tubuhnya, ia mengucek matanya dan menguap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siena menggeliatkan tubuhnya, ia mengucek matanya dan menguap. Ia baru saja terbangun dari tidur saat mendengar suara kasak-kusuk dari luar kamarnya. Siena tahu kalau itu berasal dari para pelacur mama-nya. Well, jadi mereka sudah kembali. Semalam adalah hari terbaik bagi Siena sepanjang tahun. Aman dan damai tanpa pelacur. Seandainya dia bisa merasakan hari itu sepanjang tahun, Siena pasti sangat bahagia.

Ia melirik jam weker di atas nakas, menunjukkan pukul delapan kurang beberapa menit. 

Ponsel Siena berbunyi menandakan pesan masuk. Ia mengambil ponselnya dan melihat pesan. Siena menutup mulutnya. Begitu banyak pesan tak terbaca dari Lucio. Yang terbaru, Lucio mengatakan bahwa sebentar lagi pesawatnya akan mendarat di bandara Italia.

"Lucio! Astaga, aku harus menjemput Lucio! Aish, kenapa aku bisa lupa. Semoga aku tidak terlambat!" Siena bangkit dari tidurnya secepat kilat. Ini pasti akibat ia yang bergadang semalaman bersama Wella. Dia jadi kesiangan.

Namun sebelum memutuskan untuk mandi, Siena membuka pintu kamarnya, ia mengintip dan melihat situasi di rumahnya. Sudah sangat ramai. Para pelacur itu sudah siap dengan pakaian yang seksi serta heels setinggi gunung. Siena mendengus. Bukan hanya para wanita saja, namun banyak lelaki yang datang kerumahnya. Rata-rata semuanya mengenakan jas.

Ya ampun, ini masih pukul sembilan dan acara sudah akan dimulai.

Siena menutup pintu kamarnya. Ia menyandarkan tubuhnya di pintu. Semakin siang, semakin banyak orang yang datang kerumahnya ini. Bodohnya Siena, seharusnya dia sudah keluar dari rumah ini sebelum matahari terbit untuk mengindari mereka semua. Siena meremas rambutnya.

"Ya. Aku tidak bisa disini lebih lama." Siena berjalan menuju lemari dan mengambil salah satu gaun yang berada di barisan paling depan. Tak lupa ia juga mengambil sepatunya dari rak. Oh ia tidak akan melupakan make up-nya.

Lalu ia memasukkan semua kedalam tasnya. Siena membuka jendela kamarnya, berniat keluar lewat jendela. Namun, banyak pria yang duduk di taman samping rumahnya.

Awalnya Siena berniat untuk lompat dari jendela. Namun, karena dirinya yang mengenakan gaun tidur membuatnya tidak bisa melompat. Ia tidak akan membuat tontonan bagi pria hidung belang itu. Terpaksa ia harus keluar lewat pintu utama.

Setelah menutup kembali jendelanya, tak lupa Siena mengunci jendela tak sampai disitu, ia juga menggemboknya.

Lalu ia melangkah keluar kamar. Semua orang menatapnya dengan aneh. Pemandangan aneh saat Siena satu-satunya wanita yang berpenampilan seperti gembel.

Dengan rambut pirang berantakan, gaun tidur dan sandal jepit serta tas yang menggantung di lehernya, Siena melewati mereka. Bersyukur gaun tidurnya yang tidak begitu tipis sehingga mereka tidak bisa melihat tubuhnya.

Siena bersyukur kali ini tidak ada pelacur yang mengatainya lagi. Mereka hanya menatap dirinya sekilas lalu kembali asyik bercumbu dengan pasangannya masing-masing.  Melupakan Siena.

VENESIA - Carrington #3Where stories live. Discover now