VENESIA • Part 13

4.4K 180 4
                                    

Playlist : Austin Mahone - All I Ever Need

Playlist : Austin Mahone - All I Ever Need

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drake menoleh ke belakang. Ia melihat Lucio yang memeluk Siena. Gadis itu masih terdiam, tatapannya kosong. Air matanya terus mengalir. Siena tampak rapuh dalam dekapan Lucio.

"Siena, tenanglah. Pria itu sudah pergi. Kau aman sekarang." Lucio mengelus-elus punggung Siena.

"Cio... Dia, dia melecehkanku. Dia---" Siena memeluk Lucio erat, "---menyentuhku. Aku kotor, aku menjijikkan, Cio." Tangis Siena memenuhi ruangan.

"Tidak Siena. Pria itu belum melakukan apapun padamu. Jangan menangis lagi, Siena." Lucio berusaha menenangkan Siena. Temannya itu menangis di dekapannya.

Lucio dalam hati terus mengumpat pada Yolanda yang tega menjual keperawanan Siena dan memanfaatkan anak semata wayangnya. Dimana akal Yolanda? Tidakkah dia menyayangi anaknya? Jika saja tadi, ia dan Drake tidak datang, mungkin sesuatu buruk sudah terjadi pada gadis itu. Teringat Drake, Lucio memandang pria itu yang masih mematung di dekat jendela.

Setelah Siena merasa tenang, ia membawa Siena ke kamar dan menidurkannya walaupun mata Siena tidak terpejam.

Siena menahan tangan Lucio. "Jangan pergi, jangan tinggalkan aku. Bagaimana kalau nanti pria itu--,"

"No, Siena. I'll stay here." Lucio mengelus puncak kepala Siena dengan lembut.

Lucio berjalan kearah Drake dan menepuk bahunya. "Thanks karena sudah menyelamatkan Siena. Aku Lucio Manfredo." Lucio mengulurkan tangannya.

Drake membalas, "Drake Carrington."

"Wajahmu terlihat familiar," komentar Lucio. Ia memikirkan dimana tepatnya dia pernah bertemu dengan Drake, namun tidak ada yang bisa diingat.

Drake tidak menjawab. Ia tahu maksud dari Lucio, pasti pria itu mengenal Daddy-nya, seorang aktor yang sering berkeliaran di televisi.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau Siena dalam bahaya tadi?" Lucio menyipitkan matanya. Mungkin saja Drake adalah salah satu pelanggan Yolanda, buktinya pria itu ada di rumah bordil ini. Tentu saja semua pria yang datang ke rumah ini ingin bersenang-senang. Jadi, Drake sama saja dengan pria hidung belang, pikirnya.

"Apakah kau mendengar teriakannya?" Sambung Lucio lagi. Tidak mungkin kan pria asing bisa masuk kamar Siena? Dan bagaimana Drake bisa masuk ke sana? Drake juga turut dicurigai. Lucio tidak sepenuhnya percaya pada Drake.

"Ya." Drake menjawab singkat. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana didepan Lucio. Ia juga tidak terlalu mengenal Lucio, namun melihat Siena nyaman berada di dekat Lucio, Drake bisa memercayakan Siena pada pria itu. Mereka tampak akrab.

"Apakah kau pelanggan Yolanda?"

Drake mengernyitkan keningnya. Sepertinya ada kesalahpahaman antara dirinya dan Lucio. Ini pertama kalinya dia menginjak rumah bordil seumur hidupnya. Juga, ia baru mengenal Yolanda beberapa jam lalu.

VENESIA - Carrington #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang