VENESIA • Part 57

2.4K 125 12
                                    

Playlist : Celine Dion - The Power of Love

Siena masih sibuk berperang batin dan pikiran ketika Drake menarik tangannya dan membawanya entah kemana, yang pasti masih dalam lingkup Mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siena masih sibuk berperang batin dan pikiran ketika Drake menarik tangannya dan membawanya entah kemana, yang pasti masih dalam lingkup Mansion. Siena menatap tangannya yang berada digenggaman Drake. Terasa hangat dan pas seakan memang diciptakan untuk selalu bergandengan. Ia mengelengkan kepalanya.

Siena masih tidak percaya. Sulit mempercayai kalau Drake mencintainya. After all, isn't she happy with that? Kalau bisa jujur, Siena bahagia kalau memang ada orang yang mencintainya dengan tulus. Siena suka dicintai. Tetapi, siapkah dia untuk membalas perasaan Drake? Hanya wanita bodoh yang mengabaikan cinta seorang Carrington, mungkin Siena salah satunya. Ia menghela nafas berat, jadi inikah alasan Drake menyuruhnya untuk belajar mencintai pria itu? Karena Drake sudah mencintainya lebih dulu. Ya, pasti karena itu. Huh, Drake selalu berhasil memporak-porandakan hidupnya. Siena tahu kalau Drake takkan berhenti sampai pria itu mendapatkan apa yang ia mau. Ia tahu betul sifat Drake.

Drake menyadari kalau dibelakangnya, Siena sedang memikirkan semua pengakuannya.

Drake membuka pintu kamarnya yang sudah disiapkan oleh pelayan tadi karena Evelyn menginginkan mereka untuk menginap. Pun dengan terpaksa Drake setuju, lalu ia membawa Siena masuk. Ia mendudukkan Siena di ranjang, memegang kedua pundak gadis itu.

"Istirahatlah sebentar, aku akan ke kamar mandi." Tutur Drake, menunduk menatap Siena.

Siena mengangguk, membalas tatapan Drake. "Apa kita akan sekamar?" Tanyanya dengan bingung.

Drake mengangkat bahunya cuek, "sepertinya begitu," jawabnya acuh dan berlalu ke kamar mandi sebentar untuk membasuh wajah.

Sementara Siena tak mau ambil pusing. Ia percaya kalau Drake adalah pria baik-baik. Drake tidak akan dan mustahil berbuat jahat padanya. Siena yakin itu. Jadi, dia merebahkan tubuhnya di ranjang empuk itu.

'Sun, tidak usah menungguku. Aku menginap di Mansion keluarga Carrington. Bye, take care.'

Siena mengirim tombol 'send' dalam ruang chat-nya bersama Sunny. Kepalanya sangat berat. Rupanya kejadian hari ini cukup membuat pikirannya kacau. Siena tak sanggup untuk berpikir lagi --- ditambah malam yang sudah larut, hingga otaknya terlalu lelah. Siena memejamkan matanya, tak sampai lima menit, dia sudah tertidur lelap.

Mematikan keran air, Drake mengambil handuk dan mengusap wajahnya. Matanya tertuju pada pantulan wajahnya di cermin. Drake menumpukan kedua tangannya di pinggiran wastafel. Pikirannya berkecamuk, melayang bebas di otaknya. Pertama, Timnya sudah menemukan lokasi Yolanda. Miguel menyembunyikan wanita psk itu di sebuah tempat di kawasan laut Sicilia. Sebenarnya bisa saja Drake dan kawanannya menggebrak para mafia itu, terutama Miguel, tapi seperti cerita yang sudah-sudah, Miguel pasti akan menggunakan nyawa Yolanda untuk mengancamnya. Jika Siena tahu itu, kemungkinan gadis itu akan bersedih. Akhir-akhir ini, Drake tak suka melihat Siena bersedih apalagi menangis, sebisa mungkin ia menghindari hal itu terjadi. Itu agak menggangunya. Kembali ke rencana yang sudah disusunnya bersama Pablo, mereka akan balik memanfaatkan Siena. Kalau Siena mencintai dan memilih Drake, Miguel pasti akan marah besar dan berani keluar dari persembunyiannya. Drake tahu kalau Miguel sangat mencintai gadis itu. Jadi, Drake akan membalikkan situasi. Dengan begitu, dia bisa menekuk Miguel secara langsung, meskipun dengan cara yang tidak mudah. Kemungkinan besar
Miguel akan takluk jika Drake menggunakan Siena sebagai senjatanya.

VENESIA - Carrington #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang