VENESIA • Part 38

2.4K 134 5
                                    

Playlist : Taylor Swift - Back To December

Siena merasa emosional hanya mendengar kisah Drake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siena merasa emosional hanya mendengar kisah Drake. Beban yang ditanggung pria itu sangatlah berat, Drake harus mengalami kisah yang begitu mengerikan diusia belia, yang meninggalkan bekas trauma di dalam dirinya. Siena sekarang mengerti mengapa Drake menjadi dingin, tak tersentuh dan pendiam. Sudah berapa lama pria itu tersakiti? Drake has a wound so deep, Siena can't imagine it.

Selama mendengar Drake bercerita, Siena terus tertegun. Drake bukanlah seorang pria brengsek atau cabul yang berniat membeli keperawanannya. Pria itu tak tergila-gila pada wanita apalagi jalang. Juga, Siena tak pernah mendengar umpatan dari mulut pria itu. Walaupun Drake tak pernah berkata jujur padanya tentang masalah dua tahun lalu, tapi Siena bisa merasakan tatapan tulus dari Drake padanya. Secara tak sengaja, Drake sudah menyelamatkannya dari para pria hidung belang. Bodohnya Siena baru menyadari itu. Dia menghapus air matanya yang mengalir.

Dia selalu menjauh dari Drake, memikirkan hal buruk yang pernah pria itu lakukan. Nyatanya itu hanyalah suatu kebodohan yang tidak ia sadari. Pria itu selalu menolongnya. Bahkan, untuk kasus Carlos Vergara, Drake juga menolongnya. Mengapa Siena selalu buta untuk segala pertolongan Drake padanya?

Siena membuka pintu apartemennya menggunakan sensor sidik jari, tak lama pintu terbuka. Siena masuk dan membuka flast shoes serta meletakkan tasnya di meja. Apartemennya masih gelap padahal sudah jam tujuh malam. Biasanya Sunny sampai di rumah lebih dulu darinya, tetapi mungkin sahabatnya itu sedang lembur.  Gadis itu memasuki ruangan utama, semulanya Siena bersikap biasa saja, "akh!" Siena mundur beberapa langkah --- ketakutan dan bersikap waspada --- saat siluet seorang pria duduk di sofa single dengan kaki terlipat dan tangan menyangga dagu. Siena memandang kebawah, bayangan tubuh pria itu sampai ke kakinya.

Ia mendongak menatap pria itu, iris matanya menunjukkan ketakutan. "S-siapa kau?!" Tanyanya sambil melangkah mundur.

"Kenapa kau bisa ada di apartemenku?!" Siena membulatkan matanya, "dimana Sunny?!" Tanya Siena yang lebih mengarah pada dirinya sendiri. Ya ampun, dimana Sunny, mengapa sahabatnya itu tidak ada disini. Siena menggigit bibirnya. Apa benar Sunny lembur? Apa jangan-jangan...

Pria itu bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan kearah Siena.

Siena merasa de Javu terjebak dengan seorang pria, berduaan. Ia kembali teringat ke masa lalu, dimana banyak pria yang mencoba melecehkannya. Ia mengambil vas di meja disampingnya dan menjadikannya tameng jika pria itu berani macam-macam. "Stop! Jangan mendekat, aku akan melemparmu jika kau berani macam-macam! Berhenti!" Siena berteriak, tetapi lelaki itu tetap mendekat seolah tidak mendengarkan teriakannya.

Siena terus mundur sampai tubuhnya menempel pada dinding. Saat pria itu semakin dekat, ia berlari menuju pintu untuk segera melarikan diri. Terlambat, pria itu menarik pinggang Siena dan mendorongnya ke dinding. Tubuh pria itu menghimpitnya.

VENESIA - Carrington #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang