VENESIA • Part 17

3.7K 157 5
                                    

Playlist : Dawin - Desserts

Sudah tengah malam, ketika Drake kembali datang ke kantor untuk mencari sesuatu seperti penyadap suara mungkin yang tersemat di ruangannya ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sudah tengah malam, ketika Drake kembali datang ke kantor untuk mencari sesuatu seperti penyadap suara mungkin yang tersemat di ruangannya ini. Drake yakin pasti ada sesuatu didalam ruangannya hingga sang musuh bisa mendengar rencananya. Tentu ini tidak bisa dibiarkan. Siapapun mata-mata disekitarnya harus segera disingkirkan. Ia tidak mau kalau kejadian seperti ini terulang kembali. Drake mendengus kesal ketika memikirkan sudah berada banyak orang itu mendengar rencana perusahaannya. Yang jelas, pasti orang itu adalah musuhnya.

Ia tidak sendiri. Ditemani Pablo, mereka menggunakan lift. Untung saja petugas keamanan yang berjaga di bawah tidak mengetahui kedatangan mereka. Drake ingin semua dilakukan secara tersembunyi agar peneror itu tidak mengetahui serangan balik darinya.

Dia menelpon Pablo sepulang kerja tadi untuk mencari tahu tentang penyadap itu. Menunggu sampai tengah malam, barulah mereka beraksi. Itupun harus dengan paksaan karena Pablo sangat susah bangun dari tidurnya. Hanya dengan sedikit ancaman, akhirnya pun Pablo mau walau dengan kekesalan yang menggunung.

"Apa kau yakin orang itu menyadap ruanganmu ini?" Pablo yang dibelakang Drake bertanya. Kini mereka sudah keluar dari lift. Mereka berbicara dengan volume yang kecil. Meski tak ada orang disini, tapi mungkin saja penyadap suara itu sedang bekerja.

"Aku yakin, pasti ada di sekitar sini." Kata Drake dengan sangat yakin. Ia berjalan duluan diikuti Pablo.

Mereka memasuki ruangan Drake. Sangat susah untuk mencari alat itu karena ruangan yang sangat gelap. Jika Drake menyalakan lampu atau senter dari ponselnya, itu akan menimbulkan kecurigaan. Gedung perusahaannya seutuhnya gelap. Hanya lantai satu dan lobi yang bercahaya.

Drake mulai memberi instruksi.
"Cari di sana. Aku akan mencari di sini." Mereka berpencar. Hanya cahaya bulan yang menerangi mereka.

Pablo sendiri ragu dengan cara Drake. Namun, ia tahu insting seorang Drake sangat kuat. Drake tidak mungkin menyimpulkan sesuatu tanpa bukti. Memang sekarang Drake belum punya bukti. Tapi ia yakin, Drake tidak salah. Temannya itu sangatlah jenius hingga tak perlu diragukan lagi.

Drake meraba bagian bawa meja kerjanya, tidak ada yang mencurigakan. Ia kembali mencari di berkas-berkas penting, lemari, rak, dan sofa. Ia yakin orang itu menyadap ruangannya. Drake baru saja menyusun rencananya dan orang itu sudah mengetahuinya. Sampai memberi peringatan. Sementara Pablo mencari disekitar kamar mandi. Memerhatikan langit-langit ruangan yang polos dan dinding-dinding putih yang sama sekali tidak mencurigakan. Lantas, dimana orang itu menyembunyikan alat kecil itu?

"Drake, tidak ada yang mencurigakan disini. Sepertinya kau salah." Kata Pablo. Ia menggaruk-garuk kepalanya, bingung harus mencari kemana lagi. "Kita cari lagi besok, saat pagi sudah menjelang, namun sebelum karyawan datang." Usul Pablo. Ia menguap dan meregangkan otot-otot tubuhnya.

Drake menimang ucapan Pablo. Ada benarnya. Sangat susah mencari di situasi yang gelap. Mungkin dia bisa datang lagi nanti pagi-pagi sekali.

Mereka pun memutuskan pulang.

VENESIA - Carrington #3Donde viven las historias. Descúbrelo ahora