VENESIA • Part 20

3.9K 161 3
                                    

Playlist : ABBA - Dancing Queen

"Kami ingin memesan dua apartemen

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


"Kami ingin memesan dua apartemen. Usahakan di lantai dua." Lucio berkata pada resepsionis. Mereka semua mengenakan masker dan topi, kecuali Siena yang tampil seadanya.

"Tidak. Kami akan membelinya." Potong Drake. Dia merogoh dompetnya dari saku celana dan mengeluarkan kartu hitam lalu menyerahkan pada sang resepsionis.

Mata Siena tak sengaja menangkap isi dompet Drake. Begitu banyak kartu dan foto-foto masa kecilnya. Drake Carrington sangat kaya, pantas dia bisa membeli Siena dengan harga fantastis dulu.

"Kau dengar? Dia akan membelinya."
Kata Lucio.

Si resepsionis mengangguk.

Lucio beralih pada Pablo dan Drake.
"Kita akan jadi tetanggaan nanti, mampirlah ke apartemen kami."

"Tentu." Kata Pablo. Dia juga menyadari bahwa ada sesuatu diantara Siena dan Lucio.

Setelahnya, mereka menaiki lift bersama-sama. Drake dan Siena berdiri dibelakang Pablo dan Lucio. Mereka sangat canggung sementara dua pria didepan mereka sedang berbincang mengenai keindahan Venesia. Pablo berkata dia sudah jatuh cinta dengan kota itu.

Drake memikirkan gedung barunya yang terbakar. Kemungkinan yang ada dipikirannya adalah ia harus menunda peresmian bisnisnya itu di Venesia. Mungkin dalam beberapa Minggu kemudian ia harus ke Venesia lagi. Nanti dia berencana untuk menghubungi sekretarisnya untuk mengabari seluruh rekan kerjanya bahwa peresmian besok dibatalkan. Belum lagi Drake menyelesaikan masalah Carlos Vergara. Tidak ada waktu istirahat untuknya. Drake terus berfikir untuk strateginya.

"Memang itulah Venesia. Kota romantis." Kata Lucio diiringi kekehan. Semua orang memuji keindahan Venesia. Itulah yang membuatnya memilih Venesia sebagai tempat pelarian Siena agar gadis itu bisa selalu tersenyum bersama Venesia.

"Menurutmu, Drake? Bagaimana Venesia?" Lucio melempar pertanyaan pada Drake dibelakangnya.

Drake tergagap. Ia tidak mendengarkan apa yang Lucio katakan karena pikirannya yang berkecamuk. "Ya?" Mereka menatapnya dengan bingung. Dia tidak mendengarkan percakapan mereka sedari tadi.

Siena disampingnya memberanikan diri menatap Drake. Apa yang pria itu pikirkan sampai tidak fokus begitu.

Drake menoleh pada Siena. Merasa dirinya diperhatikan. Mereka saling tatap-menatap.

"Bagaimana menurutmu Venesia?" Lucio mengulang pertanyaannya. Drake tampak tidak fokus tadi.

Pablo menaikkan sebelah alisnya. Tak biasanya Drake melamun. Ia jadi penasaran tentang isi kepala Drake. "Kau melamun." Gumamnya kecil hingga tak terdengar.

Sambil menatap Siena, Drake berkata, "cantik." Ia mengucapkannya dengan sadar. Kemudian dia beralih pada Lucio.

"Nah. Semua orang berkata begitu. Venesia memang surga dunia." Lucio berkata dengan bangga.

VENESIA - Carrington #3Onde histórias criam vida. Descubra agora