VENESIA • Part 35

2.7K 121 8
                                    

Playlist : Christina Aguilera - Reflection

"A-apa? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"A-apa? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan." Siena menunduk. Dia tidak bisa menatap wajah Drake berlama-lama, ia takut terbakar. Ingatkan dia untuk tidak jatuh dalam pesona Drake Carrington.

Drake menggenggam tangan Siena lebih erat, "just do it, Siena." Katanya penuh penekanan. Drake menatap penuh harap pada Siena.

Siena menarik tangannya dan memasukkannya kedalam saku jaket. "Aku tidak paham. Kau berbelit-belit. Please, apa sebenarnya masalahmu? Jujur padaku, aku bisa merasakan kesedihanmu. Itu terpancar dari matamu. Kau tidak perlu memendam masalahmu sendiri. Ada aku. Aku akan mendengarkanmu." Siena tersenyum rapuh pada Drake.

Ada sesuatu yang tersirat dibalik mata elang penuh luka itu. Siena menatapnya dengan nanar. Kenapa dia jadi melankolis begini? Siena hanya mencoba untuk membantu Drake. Hati kecilnya tergerak untuk menolongnya.

Drake tampak sangar, pendiam, seram, tetapi didalamnya, pria itu sangat sedih, kesepian, suram, sendirian, dan rapuh. He's a lonely prince, tidak ada kebahagiaan yang begitu sempurna dalam hidupnya.

Drake berdiri di atas gondola, menatap laut lepas bebas. Menatap jauh ke ujung laut. "Kehidupanku suram, Siena. Jangan menganggap aku baik-baik saja. Kau tidak tahu betapa terlukanya aku, aku sudah merasakan sakit ini sangat lama. Hingga aku tak bisa menemukan obatnya. Tidak ada yang mengerti lukaku." Drake menoleh dengan tatapan dingin pada Siena. "Jangan mencari tahu kehidupanku lebih dalam. Aku tidak mau terlihat menyedihkan." Kata Drake panjang. Melewati kapasitas biasanya, hanya untuk berbicara dengan Siena.

Siena bangkit, ikut berdiri di samping Drake. Ia mendengus. "Kalau begitu jangan tunjukkan kesedihanmu padaku!" Ia menunjuk wajah Drake penuh amarah. "Itu tidak ada gunanya. Pendam semua sakitmu. Kau bebas melakukan apa yang kau suka. Akuilah kalau kau memang sendirian, kau terlalu menutup dirimu, hingga lukamu tidak bisa sembuh. Kau yang membuat lukamu semakin parah. Dan saat lukamu makin parah, kau sendirian. Kau berjuang menyembuhkan luka yang tidak akan bisa sembuh dengan sendirinya. Itu pilihanmu. Kau juga tidak perlu bercerita jika belum siap. Tetapi, aku mohon, sembunyikan rasa sakitmu dariku. Karena apa?" Siena menggigit bibir bawahnya. "Aku tidak tega melihatmu kesakitan."

"Siena..." Desis Drake. Gadis itu sudah kelewat batas.

"Diam! Aku belum selesai bicara." Siena menyela. "Do anything you want, dan asal kau tahu, hanya kata-kata sedih yang dapat menggambarkan keadaanmu saat ini. Kau menyedihkan, Drake."

"Aku memang menyedihkan, tetapi aku sudah terbiasa dengan ini. Dan aku baik-baik saja." Drake membuang wajahnya kearah lain.

Siena tidak menyerah. Dia sudah kelewat penasaran dengan masalah pria itu. Katakan saja dia perempuan yang suka mencari tahu masalah orang lain. "Kau pura-pura." Siena tersenyum mencemooh, "matamu menggambarkan kesebalikannya." Ucapannya berhasil membuat Drake menoleh dengan wajah memerah penuh emosi. "Kau yang menciptakan lukamu. Hanya satu obat yang dapat menyembuhkan lukamu, Drake. Terbukalah pada dirimu sendiri."

VENESIA - Carrington #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang