VENESIA • Part 54

2.3K 119 6
                                    

Playlist : Lorde - Ribs

Drake menggenggam gelasnya erat, jika saja dia tidak segera melepaskannya, mungkin gelas kaca itu akan pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drake menggenggam gelasnya erat, jika saja dia tidak segera melepaskannya, mungkin gelas kaca itu akan pecah. Untung, dia segera melakukannya. Saat Siena menyinggung hal itu, Drake langsung merubah air mukanya.

Drake menoleh pada Siena. Tetap tenang. "Tak seharusnya kau bertanya. Itu syaratku, cukup lakukan saja." Ia menatap lurus ke depan dan meneguk kembali jus jeruknya.

"Tapi aku butuh alasan!" Siena berteriak frustasi. Sesungguhnya dia tak masalah untuk mencintai Drake, tetapi memikirkan jika Drake takkan membalas cintanya, membuat Siena ragu sekaligus takut. Ia sudah melihat sendiri cinta di mata Drake ketika pria itu membicarakan tentang Leah Orsyne. Leah begitu melekat di kepala Drake, Siena takut cinta cintanya bertepuk sebelah tangan. Hei, itu adalah hal yang wajar.

"Tetapi aku tidak punya alasan. Hanya lakukan, maka semuanya akan berjalan baik. Aku ingin kau belajar mencintaiku." Tekan Drake di akhir kalimat. Ia meletakkan garpu dan sendok miliknya di piring dan terakhir mengelap bibirnya menggunakan tisu yang tersedia.

"Jujur, aku bingung dengan semua ini. Kau sangat berbelit-belit. Itu adalah poin yang sangat berlebihan, tidak ada urusannya dengan kesepakatan kita." Tukas Siena. Ini sangatlah tidak masuk akal. Siena butuh penjelasan akan semua ini.

"Mengapa hal ini perlu diperdebatkan?" Drake berkata santai.

"Karena ini menyangkut percintaan! Kau tahu, tidak semudah itu untuk jatuh cinta. Cinta tidak bisa dipaksakan, Drake. Aku hanya ingin kau membatalkan syarat itu. Itu tidak masuk akal. Aku baru tahu ada syarat yang seperti itu." Siena mendengus. Ia melipat kedua tangannya didepan dada. Selera makannya langsung hilang, bukan karena masakan Sunny yang tidak pas di lidahnya, tetapi karena pembicaraan ini. Seharusnya tadi Siena memulainya setelah selesai makan malam.

"Aku tak akan membatalkannya." Final Drake. Kalian ingat, jika dia adalah orang yang tidak mudah dipaksa. Pendiriannya sangat teguh hingga tak ada yang bisa membatalkannya. Bahkan Mommy-nya sekalipun.

"Aku tidak mau melakukannya. Kalau kau bisa bersikeras, kenapa aku tidak? Biar kita sama-sama adil." Siena menantang. Walaupun rasa suka itu ada, namun untuk mencintai Drake, rasanya mustahil untuk dilakukan. Siapa yang tahan dengan pria pendiam itu?

"Kau tidak, karena kau masih membutuhkanku untuk mencari Yolanda." Tutur Drake yang mulai muak dan kesal akan pembicaraan ini yang tak ada hentinya. Tidak bisakah gadis itu langsung menurut tanpa Drake harus meminta dua kali?

Siena membulatkan mulut dan matanya pada Drake. Drake balik mengancamnya! Seharusnya Siena sadar sejak awal, seseorang seperti Drake yang memiliki bisnis intelejen, pastilah memiliki tingkat kejeniusan yang tinggi. Untuk dapat berhasil mengelabuhi pria itu saja mungkin hanya ada harapan lima persen.

Melihat keraguan di mata Siena membuat Drake puas. Ia melirik pintu kamar Sunny yang sedikit terbuka. "Terimakasih atas jamuan-mu, Sunny. Makananmu sangat lezat. Aku menyukainya." Tanpa banyak kata lagi, Drake bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu apartemen. Ia sengaja menghindari Siena. Karena semakin banyak mereka berbicara, semakin banyak pula cara Siena untuk mengelak dari syarat itu. 

VENESIA - Carrington #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang