VENESIA • Part 23

3.1K 141 2
                                    

Playlist : Drake - Hotline Bling

Suasana makan malam begitu hening

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana makan malam begitu hening. Sesekali keheningan itu didominasi oleh Asher yang sangat aktif. Anak itu sangat menyukai masakan Sunny. Kemudian satu persatu meletakkan sendok dan pisau di atas piring.

Pablo mengelap bibirnya, "Sunny. Masakanmu sungguh lezat, kau sudah bisa membuka restoran. Pasti pelanggan mu akan ramai." Pablo terkekeh.

Lucio merangkul bahu Sunny mesra. "Terimakasih, Pablo. Aku yakin kekasihku tidak akan mau membuka restoran." Pablo terkekeh geli menatap Sunny yang melotot. "Dia terlalu sibuk. Sibuk mencintaiku."

Mereka tertawa mendengar ucapan Lucio. Sunny memukul pelan dada Lucio. Wajahnya sudah memerah sekarang, bagaimana bisa Lucio menggodanya didepan banyak orang. Bintang sepakbola itu sangat suka menggoda kekasihnya, Hye Sunny. Ternyata selain garang di lapangan, Lucio juga seorang budak cinta. Dari matanya, dia sangat memuja Sunny.

Drake melirik Siena, gadis itu tertawa dengan anggun. Menutupi mulutnya dan menahan senyum.

Tiba-tiba Lucio merangkulnya, Siena yang tidak siap spontan terkejut. Ia menoleh pada Lucio dan melotot.

"Nah, kalau sahabatku ini. Dia tidak jago memasak, tapi dia jago bernyanyi, semacam bakat terpendam. Ya, kan?" Lucio menoleh pada Siena. Kilat geli terdapat di matanya. Dia tidak berbohong.

Siena menggelengkan kepalanya, ia menatap mereka semua secara bergantian, "aku tidak bisa menyanyi. Jangan percaya pada Lucio. Lucio, please. Jangan buat malu." Siena menutupi wajahnya yang memerah. Tak sepenuhnya Lucio salah, Siena lumayan saat bernyanyi. Namun, dia tidak melanjutkan bakatnya itu. Siena hanya fokus untuk bekerja saja.

Pada menatap Siena dan Lucio bergantian. Mana yang benar?

Tanpa sadar, Asher yang berada dipangkuan Drake sudah tertidur. Pria itu menimang Asher dengan sayang. Ia menepuk-nepuk punggung anak itu agar semakin terlelap. Ini masih jam delapan, namun bocah itu sudah terlelap. Tidak biasanya.

Sunny melihat Siena aneh. "Jangan berbohong, Siena. Kau harus mensyukuri talenta yang Tuhan berikan padamu." Sunny memegang tangan Siena lembut. Temannya ini memang pemalu, terkadang itu membuat Siena terlihat pendiam. Padahal sebenarnya tidak begitu.

"Jadi benar kau bisa bernyanyi Siena? Bisakah kau menyanyikan sebuah lagu untukku?" Pablo menimpali. Ia juga ingin menggoda Siena.

Pipi Siena memerah bagai tomat. Lalu tanpa sengaja pandangannya melihat Asher yang damai. Tertidur rupanya.

"Tidak! Maksudku aku tidak bisa bernyanyi sekarang. Lihatlah, little angel ini sedang tertidur. Nanti dia bisa terjaga kalau aku bernyanyi." Huh, Siena membuang nafas lega. Akhirnya ia punya alasan yang tepat. Ia melihat Asher yang tertidur. Siena mendekat. Mengelus pipi lembut Asher. Sangat menggemaskan. Tanpa sadar, posisinya sudah sangat dekat dengan Drake. Namun, seperti bekerja, Siena mencoba bersikap profesional. Ia tidak menatap Drake sedikitpun.

VENESIA - Carrington #3Where stories live. Discover now