VENESIA • Part 42

2.5K 134 9
                                    

Playlist : Lil Nas X - THAT'S WHAT I WANT

Pablo menghisap cerutunya, lalu menghembuskan asap dari mulut dan hidungnya hingga berbaur dengan udara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pablo menghisap cerutunya, lalu menghembuskan asap dari mulut dan hidungnya hingga berbaur dengan udara. Ia menatap Drake yang sibuk dengan sebuah alat rakitannya. Drake terlihat sangat serius, pria itu tidak berbicara sejak tadi. Drake sudah berada di sana sejak dua jam lalu, begitupun Pablo. Dan Pablo hanya bisa memandangi pria itu tanpa bisa membantunya. Sudah jelas karena Pablo tidak punya keahlian dalam merakit senjata.

Ya, Drake sedang merakit senjata yang canggih, bukan hanya satu jenis, melainkan banyak jenis senjata yang sedang di rakitnya. Senjata yang sudah ia rancang sejak berurusan dengan Diego Costa, sang mafia latin. Tidak ada yang mengetahui aktivitas Drake yang satu ini. Dia menghabiskan sepanjang hidupnya membaca buku, dan saat ini, Drake merasa dia sudah mampu mengembangkan kemampuannya dalam hal merakit senjata.

Alasan mengapa dia menyembunyikan hal ini, adalah karena Drake tidak ingin orang lain mencuri idenya, karena ia sudah memiliki pemikiran ingin membangun bisnis senjata, tentu saja legal. Apalagi ini Amerika, pistol dan senjata lainnya bukan hal baru. Bahkan warga sipil juga memiliki pistol. Namun, kali ini sasaran pemasaran Drake bukan warga sipil, melainkan para Angkatan Keamanan baik dari Amerika maupun negara lain. Karena pistol ini sangat berbahaya.

Ia menatap pistol berwarna hitam bercampur keemasan. Itu adalah salah satu senjata yang sudah siap digunakan.

Drake menamainya, DV C-700 SLD. Untuk semua senjata hasil produksinya, Drake akan menamainya DVC. Sesuai inisial namanya. Pistol ini dapat menampung 50 peluru, juga tidak ada suara tembakan, serta radius penembakan bisa mencapai 700 Meter. Dengan begini, Drake sudah bisa menciptakan senjatanya sendiri, yang tentunya memiliki kekhususan tersendiri.

"Apa hanya pistol saja, Drake? Apa kau juga menciptakan senjata lainnya?" Tanya Pablo. Setelah pulang dari kantor, Pablo langsung menyambangi Mansion Drake untuk bermain-main saja. Cukup terkejut karena Drake sedang merakit senjata.

Saat ini mereka sedang berada di ruang bawah tanah milik Drake, ruangan yang dipenuhi oleh barang-barang rahasia, senjata yang biasa digunakan untuk para intelegen-nya, juga beragam berkas-berkas penting. Drake menyimpan segala sesuatu yang sangat penting didalam ruang bawah tanah, tentu saja hanya dia yang bisa masuk ke sana. Dengan berbagai macam sensor keamanan, Drake yakin tidak ada orang lain yang bisa masuk ke ruangan itu. 

Meski Pablo bukan salah satu bawahannya, tetapi Drake sangat percaya padanya. Pablo sudah seperti saudaranya.

"Untuk saat ini, aku mengutamakan pistol."

Pablo hanya mengangguk saja. Ia membuang cerutunya yang tinggal setengah lagi ke dalam asbak. Berjalan menghampiri Drake dan memerhatikan pria itu.

"Aku masih tidak percaya kau bisa merakit senjata. Tidak mengejutkan kalau ternyata kau belajar dari semua buku membosankan yang kau baca, haha. Kupikir dirimu hanya bisa mengelola bisnis saja, tapi kau memang hebat, Drake, you're my smartest friend!" Pablo merangkul bahu Drake akrab. "Setelah mengalahkan Diego Costa, sekarang kau akan membuka bisnis senjata. Apa ini persiapan untuk melawan Miguel Benedict? Lol." Pablo terkekeh di ujungnya.

VENESIA - Carrington #3Where stories live. Discover now