VENESIA • Part 41

2.4K 128 3
                                    

Playlist : Bruno Mars - When I Was Your Man

Siena membuka matanya perlahan, pandangannya masih kabur, juga pening yang melanda kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siena membuka matanya perlahan, pandangannya masih kabur, juga pening yang melanda kepalanya. Matanya sangat berat. Siena berusaha bangkit dan melihat keadaan sekitar.

Ketika pandangannya mulai membaik, Siena tahu bahwa saat ini dia berada di kamarnya sendiri. Tubuhnya serasa kaku, juga kondisi tubuhnya yang memang tidak sehat. Apalagi sebelah lengannya sangat berat digerakkan. Siena melihat jam di dinding, pukul 9 malam.

Siena bangkit dari tempat tidurnya, mengambil tasnya yang terletak di sofa, dia mengecek semua pesan masuk, namun nihil. Pesan teratas berasal dari Miguel yang sudah Siena buka, namun karena lupa, dia membacanya kembali.

Kening Siena berkerut, tidak mengerti dengan isi pesan Miguel. Memori otaknya berusaha mengulang momen-momen sebelumnya. Mata Siena kian melebar, ia menutup mulutnya. Meletakkan ponsel itu di meja dan menatapinya horor.

"Miguel..." Lirih Siena. Dia baru ingat kalau hari ini dia mengantar Drake ke bandara, kemungkinan saja Miguel melihat mereka karena mobil pria itu terparkir di bandara tadi pagi.

Siena meremas rambutnya, berjalan gontai ke tempat tidur, dan duduk di sana. Merasa frustasi dengan semua ini.

Dia berjanji pada Miguel akan menjauhi Drake, tetapi di sisi lain dia juga berjanji pada Drake untuk menjauhi Miguel. Siena merasa sulit di posisinya sekarang ini. Dia tak bisa mengelak lagi.

Ia menarik kedua kakinya keatas dan memeluknya. Pikirannya kacau. Terakhir kali dia ingat, dia masih bersama Drake di bandara, namun sekarang tiba-tiba saja dia terbangun di kamarnya. Siena tidak bisa mengingat apapun setelahnya.

Air matanya mengalir. Apa sekarang Drake sudah tiba di Amerika? Itu artinya pria itu sudah pergi jauh darinya. Siena memang labil. Dia tidak mempunyai hubungan apapun dengan Drake, namun dia percaya, hati mereka selalu menyatu. Sekarang dia sangat yakin, kalau Drake memang menyayanginya. Mereka sudah seperti kakak beradik. Sekarang, Siena sudah merindukan pria itu.

Dia lupa meminta nomor ponsel Drake, akibatnya dia tidak bisa berbuat apa-apa kalau sedang merindukan pria itu.

Sedangkan Miguel, Siena memang belum memiliki perasaan apapun padanya. Tapi untuk meninggalkannya, Siena tidak tega. Selama ini Miguel sangat baik pada Siena, di samping sifat menyebalkannya.

"Siena, kau sudah bangun?" Sunny muncul dibalik pintu, mengintip Siena.

Siena segera menghapus air matanya. Menutupi kesedihannya. "Ya, Sun. Ada apa?"

Sunny membuka pintu lebar. "Kau menangis?" Berjalan perlahan mendekati Siena.

"Tidak!" Siena menyangkal, "aku tidak menangis. Mataku hanya berair terkena debu."

Mata Sunny menyipit, "kau tidak berbohong, kan?"

"Untuk apa aku berbohong. Tidak penting juga." Siena tersenyum meyakinkan. "Ada apa kau memanggilku?"

VENESIA - Carrington #3Where stories live. Discover now