Pantone 419c

254 25 1
                                    

[Mahesa]

Hitam legam kadang dipanggil si kelam. Identik dengan malam. Tak jarang pula dikaitkan dengan sesuatu yang seram, kusam, dan daftar panggilan lainnya yang masih panjang.

Berbeda dengan hari ini, blus hitam dan celana panjang warna senada yang Rana kenakan sungguh serasi jika dipadankan dengan kata rupawan. Rambut panjang sebahu kali ini ia biarkan tergerai nyaman.

"Cantiknya," pujiku tanpa bisa ditahan.

Rana tersenyum. Senyuman yang buat bibirku ikut melengkung.

"Warna kesukaan kamu. Aku juga gak punya baju bagus selain ini. Hitam warna paling aman, bisa dipake buat kemana aja, gak bakal salah mix and match, kan?"

"Betul. Warna kesukaan dan gadis kesukaan. A perfect match."

"Buaya," gerutu Rana. Tapi, kedua pipinya memerah seperti buah delima.

Perjalanan menuju Warung Tanpa Kursi terbilang singkat. Tidak sampai tiga puluh menit, dan papan namanya sudah terlihat sangat dekat.

"Ini tempat makan kamu pas jaman kuliah? Yang suka kamu ceritain?"

"Betul. Anak-anak ajak ketemuannya disini. Kangen kuliah, mungkin."

"Kalo kamu?"

"Apa? Kangen kuliah?"

"Iya."

"Nggak. Enakan kangen kamu, sih."

"Turun aja aku sekarang."

Rana tarik rambut hitamnya seperti tirai menutupi wajah sampai tersisa hanya mata. Lucu. Rana versi malu selalu punya efek samping yang menyenangkan. Mengundang tawa dan senyuman, misalnya.

"Sa! Sini!."

Keanu, temanku yang paling sering dikira pelakon dari pada dokter karena rambutnya yang agak panjang, memanggil dari spot lesehan di ujung kiri. Sesuai namanya, Warung Tanpa Kursi benar-benar tidak memiliki kursi. Semua mejanya ditemani bantal tipis untuk diduduki. Salah satu daya tarik tersendiri.

Di sebelah Keanu ada Farhan, rambutnya rapi di sisir ke belakang. Klasik.

Lalu yang terakhir ada Tania. Satu-satunya wanita di pertemanan kami. Baru putus cinta, tapi dia wanita kuat yang punya segalanya, termasuk keluarga yang baik dan terhormat.

"Lama banget. Pacaran dulu ya?"

"Iya lah. Ngapain buru-buru ketemu kalian doang, mah?"

"Asem lu." Keanu protes. "Hai. Ini pasti Rana cantik yang diceritain Mahesa dua kali dua puluh empat jam udah kaya tamu lapor ke pak RT?" Keanu ajak Rana berkenalan, tawarkan jabatan tangan.

Kalimatnya memang agak ngablu, tapi ya sudahlah. Pengaturan dari pabriknya memang sudah begitu.

Ekspresi Rana tegang, seperti lihat hantu. Aku agak tidak tega, tapi lucu juga.

"Iya, Rana. Ini siapa?"

"Keanu. Panggil Kak boleh, gue seumuran sama Mahesa. Pangil Keanu aja juga boleh. Asal jangan Mas, kayak tukang bakso. Jangan Abang juga, itu panggilan khusus buat calon istri."

Kamu tersenyum sedikit.

"Oke Keanu aja."

Aku terbahak. Ekspresi Keanu sangat kocak. Beranu bertaruh, ia pasti tidak menyangka Rana bisa membalas guyonannya seperti itu.

"Keren. Kita best friend sekarang," respon Keanu sambil acungkan jempolnya di udara. Buat Rana senyum lebih lebar.

Senang melihat Rana merasa nyaman dengan tingkah kawanku yang agak patut dipertanyakan tingkat kewarasannya.

"Gue Farhan. Temen Mahesa dari jaman ospek. Salam kenal, Rana." Farhan dan kalimatnya yang singkat, padat dan jelas. Selalu.

"Tiana. You're very pretty. Nice to meet you."

Rana balas semua sapaan dan perkenalan dengan keramahan yang sepadan. Jabatan tangan juga tidak lupa diselipkan. Kecuali Keanu yang sapa Rana dengan acungan jempol sebagai penutup. Isi kepalanya itu kebanyakan cincau, sepertinya. Jadi begitu.

"Rana. Makasih ya, udah bolehin Mahesa ngajak aku ikutan."

Tiana rangkul bahu Rana dan ajak duduk di atas bantal tipis warna hitam, berdampingan. Pas sekali. Warna bantal dan outfitnya serasi.

"Santai aja. Mahesa ngebosenin kalo sendirian. Dia kan kaku kaya raket nyamuk."

Aku ingin sumpal mulut Keanu dengan tisu makan, tapi terhenti karena Rana tunjukkan sebuah senyuman. Lebar, matanya ikut berbinar. Sepertinya, ia temukan nyaman.

Terima kasih, Keanu. Akhirnya, keanehan temanku yang satu ini bermanfaat juga untuk kehidupan.

~

a.n

Halo! Aku rencananya mau buat ini dari sudut pandang Mahesa sepenuhnya. Tapi, kayaknya perlu juga buat lihat dunia dari mata Rana. Jadi, beberapa chapter juga akan diisi dari sudut pandang Rana, ya.

Semoga kalian suka!♡


Warna Warni Cerita Kita ㅡ [COMPLETED]Where stories live. Discover now