Warna yang Tidak Akan Pudar

146 7 0
                                    

a.n:

*taps mic*
hehehehehe. halooooo.
pertama-tama dan yaaannngggg paling utama, aku mau ucapin terima kasih banyak, SANGAT banyak, untuk kalian semua yang masih setia baca tulisanku sampai bagian ini.

awalnya, cerita ini aku buat sebagai selingan karena waktu itu projek utama aku adalah Kisah, Kasih, Gelisah. cerita itulah yang aku promosikan di dinding wattpad orang-orang (mungkin kalian salah satunya?). mulanya, aku tulis cerita ini sesukaku aja. tanpa plot. pure hanya ide tentang tokoh utama dan masalah hidupnya. gimana memulai dan mengakhiri cerita, aku pikir yaaa sejalannya aja.

tapiii justru, selagi aku nulis KKG, cerita ini tiba-tiba nambah 200 reads sampai sekarang udah 4k WOHOW.

hehe iya, cuma 200, tapi itu angka yang besar bagiku setelah vakum nulis 6 tahun. dulu 2014-2016 aku nulis disini, ceritaku yang paling banyak pembacanya ada yang tembus 800k reads (sudah aku unpub). tapi skrg susah ya. kalian pada kemana sihhh :"

ok back to topic! di hari itu aku kaget, wih ada yang baca. akhirnya semangat nulisnya makin besar, makin senang, makin enjoy. dan akhirnya (lagi), cerita ini SELESAI!!!

aku sangaatt berterima kasih untuk kalian semua yang sudah baca, dan mau meninggalkan jejak. mungkin tanpa kalian, aku gak akan bisa menyelesaikan tulisan ini karena ya...gak ada motivasi. orang awalnya cuma iseng-iseng. but look where we are now. terharuuuu :")

terakhir, aku harap kalian selalu bahagia. aku harap kalian tersenyum setiap harinya. dan aku harap, kita bisa ketemu di ceritaku yang selanjutnya. love you!!

and here, i present, the bonus part.

selamat membaca halaman terakhir dari kisah Rana dan Mahesa!

~

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Tidak terasa, sudah lebih dari selusin bulan terlewati di hidup Rana dipenuhi rasa lega. Rasa nyaman, rasa aman. Hidup yang selama ini, sepertinya hanya bisa ia simpan dalam angan.

Rana tersenyum bahagia memperhatikan Mario yang sedang berkejaran dengan Mahesa di lapangan auditorium universitasnya. Tempat diadakannya upacara wisuda yang dinanti ribuan mahasiswa.

Iya, Rana berhasil menyelesaikan studinya yang tertunda satu semester kemarin. Menyembuhkan luka memang butuh durasi yang berbeda untuk setiap yang bernyawa. Rana beruntung, karena semua orang yang berada di sekelilingnya memberikannya ruang, waktu, dan cinta yang cukup hingga luka nya menutup. Rana sembuh, dan kini mampu kembali merasa hidup.

"RANAAAAA CANTIKNYAAA."

Rana terkejut, namun langsung diikuti tawa saat melihat Keanu dijitak oleh Tiana. Farhan di sebelah mereka hanya geleng-geleng kepala, melihat kelakuan teman-temannya yang hampir kepala tiga, tapi tidak ada wibawanya.

"Nu malu dong udah tua," keluh Tiana.

"Ngapain malu? Gue ganteng, kok." Keanu tampilkan senyum lima jari nya. "Ini, buat wisudawan tercantik di mata Mahesa. Dari kita bertiga."

Rana tersenyum. "Makasih, Kak," ucap Rana. Ia terima bucket bunga berwarna-warni dari tangan Tiana yang didorong- dorong oleh Keanu.

"Susah emang temenan sama dia. Sebenernya aku mau ngasihnya gak grasak-grusuk begini. Hhhhh," Tiana hela nafas.

"Gak apa-apa, Kak. Makasih banyak udah dateng," ucap Rana.

"Selamat ya, Rana. Semoga ke depannya semakin lancar, segalanya."

Warna Warni Cerita Kita ㅡ [COMPLETED]Where stories live. Discover now