Pantone PMS 332 C

92 7 0
                                    

[Rana]

Langit sore yang mendung tanpa emasnya senja seakan ikut berkabung bersama kelutnya isi kepalaku saat ini. Seakan mengejek, kalau bahkan hangatnya mentari sore tak sudi menemaniku sejenak sebelum hari berganti.

Kata-kata Tante Amalia mondar-mandir tak mau pergi sejak tadi.

"Are you ok?"

Pilu sekali saat pertanyaan sesederhana itu saja, aku tak punya jawabnya. Alasanku untuk membenci hidup yang kupunya rasanya semakin banyak seiring dengan bertambahnya hari yang kuhabiskan di dunia ini. Seakan semesta hanya mempermainkanku dengan kebahagiaan yang fana. Aku hanya boleh tertawa sejenak, lalu habis babak belur di detik selanjutnya.

Rasanya, yang seperti itu juga tidak bisa disebut sebagai bahagia.

"Hey."

Tepukan di bahu memutus lamunan kosongku sejak beberapa menit yang lalu. Kak Farhan berdiri di samping kursi taman yang ku duduki. Penampilannya rapi, mungkin ia baru datang untuk memulai jam kerjanya hari ini.

"Eh, Kak," ujarku, membalas sapanya.

"Nunggu Mahesa?"

Aku mengangguk. "Lagi ke toilet Mahesanya. Habis ini mau pulang."

Kak Farhan menggumam sambil menganggukkan kepalanya sekali. "Boleh saya duduk disini?"

"Boleh, Kak." Aku menggeser dudukku sedikit ke kiri. "Silahkan."

Tidak ada perbincangan yang tertukar antara kami setelah Kak Farhan  mendudukkan diri. Aku tak terbiasa banyak tukar kata dengan sosok yang tidak begitu kukenal tindak tanduknya. Terlalu lelah untuk memikirkan topik yang sebenarnya tidak apa-apa jika tidak ada. Toh selama ini Kak Farhan bukan siapa-siapa ㅡhanya teman Mahesa.

"Memar yang waktu itu, udah sembuh?"

"Memar?" Kerut dahi ku muncul, tanda bingung.

"Malem-malem kamu nanya ke saya tentang obat untuk luka luar."

Aku mengerjap beberapa kali sebelum ingatanku tentang apa yang dibicarakan oleh Kak Farhan kembali.

"Ohhh itu. Udah, Kak. Masih ada sedikit memarnya, tapi udah gak sakit," jawabku. Ku angkat sedikit celana panjang yang kukenakan. Menunjukkan bagian depan betis kanan. Masih ada memar yang sama sekali tidak rupawan bersarang di sana.

"Warnanya tinggal hijau muda, sebentar lagi juga hilang sempurna memarnya."

Aku mengangguk. "Iya, semoga. Terima kasih, Kak."

"HAI RANAAA!!!"

Aku menoleh saat namaku dipanggil. Dari arah belakang kursi yang ku duduki, ada Mahesa yang berjalan dipapah oleh Kak Keanu. Kak Keanu memang tadi menemani Mahesa ke kamar mandi, karena tidak mungkin aku yang menemani.

Aku langsung berdiri dan menghampiri mereka. Memeluk pinggang Mahesa dari samping untuk menahan tubuhnya yang bertopang di bahuku.

"Udah gak apa-apa. Ayangnya sama gue aja sampe mobil. Badan lo kecil banget gini nanti penyet."

"Gak apa-apa, Kak. Sama aku aja. Gak enak ganggu Kak Keanu kerja," jawabku sungkan.

"Haduh susah emang kalau udah cinta." Kak Keanu melepas Mahesa dengan perlahan. "Halo Farhan sahabatku," ia beralih ke Kak Farhan dan membicarakan sesuatu. Tak sempat aku dengar tentang apa karena Mahesa langsung mengajakku berbicara.

"Mama udah pulang?"

Aku mengangguk. "Mau masak buat kamu, katanya. Jadi tadi pesan taksi duluan."

Aku bawa Mahesa duduk di kursi lain karena kursi ku tadi sudah diduduki oleh Kak Keanu sekarang.

"Dari tadi ditemanin sama Farhan?"

"Enggak. Aku tadi sendirian. Kak Farhan baru datang, paling dua menit yang lalu."

"Hmmm," Mahesa menggumam. "Sshhㅡaw," ringisnya saat mencoba memperbaiki posisi duduk.

Rasanya hatiku seperti ditimpa batu melihatnya.

"I'm sorry" ucapku pelan. Selembut mungkin aku usap memar yang Mahesa punya.

"Don't be. Gak apa-apa. Sekali-sekali matching sama kamu," kata Mahesa. Menyentuh hidungku dengan telunjuknya. "Kita pulang?"

Jemari Mahesa kuambil dan kugenggam dengan kedua tangan.

"Kita pulang."

~

a.n

MAAF AKU HILANG DUA MINGGU HUHUHUHUHU

duniaku lagi tidak baik-baik aja. rasanya setiap hari mau nulis, tapi gaada tenaga. setelah ini aku usahakan biar bisa lebih sering main kesini. aku janji!!

btw, terima kasih untuk 1.02k reads nya 😭 gak nyangka cerita yang ga aku promosiin dimana2 bisa tembus seribu kali dibaca. temani aku sampai bagian terakhir, ya! aku sayang♡

Warna Warni Cerita Kita ㅡ [COMPLETED]Where stories live. Discover now