48. Libur tiga hari

386 19 0
                                    

.
.
.

"Emang Jessica tadi ngomong apa sama lo Rain?". Tanya Mario yang kini berada di taman sedang duduk dengan Raina.

"Dia minta ijin sama gue untuk miliki Daren".

"Srius? Wah gila sih tuh orang. Nyalinya gede juga. Tapi lo tenang aja Rain, dia gak akan bisa rebut Daren dari lo".

Raina mengangguk. "Gue cuma gak nyangka aja sahabat gue yang gue percaya tapi malah kayak gini sama gue Yo".

Mario mengelus punggung Raina. "Sabar yaa Rain, lo gak sendirian. Masih banyak yang sayang sama lo".

"Ekhem".

"Eh boss gue nih dateng, duduk boss duduk". Panik Mario melihat Daren yang berdiri di belakangnya.

Darenpun duduk di tengah Mario dan Raina.

"Knapa?". Ucap Daren mengelus rambut kekasihnya itu.

"Gue gak papa".

"Gak usah bohong sama gue Rain. Cerita sama gue, knapa?".

"Jadi gini Ren..".

"Gue gak nanya sama lo!!". Potong Daren ketika Mario menyahutinya.

Mario langsung kicep di buatnya. "Jessica tadi nemuin gue di perpus, dia minta ijin untuk miliki lo Ren".

Daren yang mendengarnya langsung tegang terlihat dari tangannya yang sudah mengeras, Raina yang sadarpun langsung mengelus tangan Daren.

"Tapi gue gak akan biarin Jessica ngelakuin itu kok. Lo tenang aja yaa, udah". Ujar Raina menenangkan Daren.

"Gue yang gak akan biarin dia bicara kayak gitu lagi sama lo".

Mario menelan ludahnya kasar. "Ntah apa yang akan terjadi sama lo Jess Jess". Batin Mario.

"Haiii Raina". Sapa Laura menghampiri.

"Kak Anrez mana? Kok gak sama kalian?".

"Bang Anrez lagi ada urusan sama pak Dion". Jawab Raina.

"Oh okee thanks ya gue duluan". Pamit Laura pergi.

"Lo juga harus hati hati sama Laura Rain". Kata Mario mengingatkan.

"Iyaa Mario lo tenang aja".

"Yuk ke kelas, gue anter". Daren berdiri dengan mengulurkan tangannya ke Raina yang disambut oleh Raina.

"Lah gue gak di ajak". Sahut Mario.

"Ayok Mario ke kelas". Ajak Raina membuat Daren memasang wajah datarnya menatap Mario.

"Nah gitu dong". Cengir Mario menatap Raina juga Daren.

•••••

"Knapa Von? Ada apa? Sekarang kamu ceritain semua apa yang ingin kamu ceritain sama aku. Oke?".

Vony dan Lea sekarang berada di tempat caffe dekat rumahnya Vony.

"Oma Ratih lagi lagi mengungkit tentang masa lalu aku Lea. Dan lebihnya lagi Daren tau saat itu juga". Ujar Vony menahan air matanya jatuh.

Lea tau benar tentang keluarga Vony karna keduanya sudah menjalin hubungan baik sejak dulu.

"Daren marah sama Oma?".

Vony mengangguk. "Kamu tau Daren kan, Daren bahkan bilang sama Oma kalau akan membawa aku keluar dari rumah jika Oma melakukan hal yang sama lagi".

Lea mengelus tangan kanan Vony yang berada di atas meja sambil tersenyum. "Kamu liat sendiri kan, anak kamu sangatlah menyayangi kamu Vony. Daren gak akan biarin kamu kenapa kenapa. Jadi kamu tenang yaa".

Leader GangsterWhere stories live. Discover now