60. Ikhlas

406 19 0
                                    

TPU Anggrek

"Udah Mah.. Kita harus pulang sebentar lagi akan turun hujan.. Biarin Papa istirahat dengan tenang Mah...".

Lea memeluk batu nisan didepannya yang sudah terpasang sembari meneteskan air matanya. "Nggak Rain.. Mama harus nemenin Papa kamu.. Mana gak bisa tidur kalau gak ada Papa..".

Raina menoleh ke Anrez untuk membujuk Lea. "Mah... Ikhlaskan Papa ya Ma.. Kasian Papa kalau Mama belum ikhlas kayak gini... Kita do'ain Papa agar Papa tenang di langit sana Ma".

Lea menatap Raina dan Anrez. "Kalian gak ngerti perasaan Mama".

Vony mengelus lengan sahabatnya itu. "Lea.. Kamu sayang kan sama Leon? Kalau memang kamu sayang, ikhlaskan Leon menunggu kamu di surga... Tugas kamu sekarang mendo'akan Leon dan coba kamu lihat mereka berdua...". Vony menyuruh Lea untuk melihat Raina dan Anrez yang berada di sampingnya.

Raina tersenyum begitupun Anrez. "Raina dan Anrez masih ada untuk kamu Lea... Hanya kamu saat ini harapan mereka... Kamu harus kuat demi mereka. Ingat Lea, semuanya satu persatu akan pergi ke surga, hanya Tuhan yang menentukan".

Vony menghapus air mata Lea dan tersenyum. "Ikhlaskan Leon yaa... Kita pulang ke rumah sekarang".

Lea terdiam setelah mendengar ucapan Vony sambil menatap makam suaminya yang masih basah itu, kemudian Lea merapikan bunga bunga yang ditabur diatasnya.

"Sayang... Aku pulang dulu ya, besok aku akan kesini lagi. Kamu yang tenang ya disana, datanglah ke mimpi aku malam ini". Kata Lea sembari tersenyum menatap bingkai foto suaminya yang di pasang di dekat nisannya.

Lea berdiri dibantu oleh Raina dan Vony, semuanya pergi kecuali Anrez yang masih duduk didepan makam Papanya.

"Pah... Anrez harus kuat ya setelah Papa pergi ini. Anrez gak tau harus bilang apa sama Papa sekarang, Anrez ikhlas Pah... Kepergian Papa yang membuat semuanya terpukul terutama Anrez, Mama dan Raina. Papa jaga diri baik baik di atas sana ya...". Anrez meneteskan air matanya.

"Anrez janji akan jaga dua bidadari kita itu, Anrez janji Pah. Anrez sayang Papa". Anrez mengusap air matanya kasar lalu berdiri pergi menyusul yang lainnya.

Setelah kepergian Leon, hari hari keluarga Anderson terasa hambar. Mereka jarang sarapan bersama lagi karna Lea menyibukkan diri menggantikan suaminya sebagai pemimpin di perusahaan nya, sedangkan Raina dan Anrez sibuk dengan tugas tugas mereka di sekolah.

Sampai kini sudah 6 bulan kepergian Leon, rumah Anderson di renovasi sesuai keinginan Leon dulu semasa hidupnya yang ingin mengubah beberapa ruangan di rumahnya.

"Mama... Akhirnya keinginan Papa terwujud juga ya.. Lihat sekarang, rumah ini lebih indah Mah". Ucap Raina memeluk Lea dari samping, keduanya berdiri di depan rumahnya.

Lea mengangguk dan tersenyum. "Iyaa Rain, keinginan Papa sudah terwujud. Papa pasti bahagia kan lihat rumahnya yang sekarang ini".

"Pasti bahagia dong Mah. Bang Anrez juga sekarang bantuin di perusahaan kan, itu juga jadi keinginan Papa yang terwujud...".

"... Mah.. Kita mulai hidup seperti biasanya saat ada Papa ya.. Kita sarapan bareng lagi, kita adain quality time lagi. Papa sering bilang kan kalau keluarga adalah segalanya".

Lea menghela nafasnya panjang mengingat perkataan Leon dulu bahwa keluarga adalah lebih dari segalanya, dan Leon juga selalu meluangkan waktunya untuk berkumpul berbincang dengan istrinya dan kedua anaknya di hari libur kerjanya.

"Iyaa sayang.. Kita seperti dulu lagi ya". Lea menatap Raina lalu memeluknya.

•••••

"Bang Anrez cepetan!!!!". Teriak Raina yang sudah berada di meja makan bersama Lea.

Leader GangsterWhere stories live. Discover now