After Rain Chapter 2

8 5 0
                                    

"Terkadang orang yang kita harapkan adalah yang mematahkan harapan. Dan lucunya, justru orang asinglah yang datang bak pahlawan dan menerangi harapan yang nyaris sirna karena rasa kecewa. Memang benar, jangan pernah menggantung harapan pada orang lain, karena rasa kecewanya memang sesakit itu." ~Rain Okane~

🍁 After Rain Chapter 2 🍁

Sunyi.

Lebih dari seratus orang di hadapan Tuan Yohan tertunduk dalam, tidak ada yang berani bersuara. Bahkan Pak Lim yang berdiri di samping tangga menghadap ke selatan, ikut melakukan hal yang sama.

Tuan Yohan menatap penuh amarah pada putrinya yang menunduk. Pria itu berdiri di anak tangga pertama.

Sementara Judhy berdiri paling depan, di belakangnya para bodyguard. Gadis itu masih mengenakan pakaian sebelumnya yang basah, tidak diberi kesempatan menggantinya.

"Sudah berani kabur?" Suara Tuan Yohan terdengar dingin.

"Apa ini sebuah protes karena keputusan Ayah yang akan memasukkanmu ke Harba?"

Judhy tetap diam.

"JAWAB!"

Suara Tuan yang menggelar sampai membuat orang-orang berjengit kaget, tak terkecuali putrinya sendiri.

"Iya." Judhy menjawab ragu.

"Ayah tidak dengar."

"Iya. Aku sengaja tidak datang ke sekolah karena kesal dengan keputusan Ayah. Lalu aku memutuskan pergi. Tapi--"

"Tapi apa?" Suara Tuan Yohan masih meninggi.

"Aku hanya berniat kabur sehari saja, lalu setelah itu aku akan pulang."

"Sehari kau bilang?" Tuan Yohan merendahkan suaranya, tetapi penuh penekanan, dan dia juga mendekatkan wajahnya dengan Judhy.

"Bagaimana kalau ada orang yang berniat jahat padamu?"

Judhy diam, tak mampu menjawab. Dia kabur hanya untuk menikmati kebebasan, sehingga tidak berpikir sampai ke sana.

"JAWAB!"

"AKU BISA BELA DIRI!" Judhy ikut mengeraskan suaranya.

"Ayah sudah mengajariku bela diri. Aku bahkan sudah berlatih sejak kecil. Latihan bertarung, memanah, berkuda, dan bahkan ... menembak. Jadi aku pikir, itu bekal yang cukup untukku hidup di dunia luar."

Baru selesai bicara, gadis itu mendapat tamparan keras yang membuat wajahnya tertoleh ke samping.

Orang-orang di sana semakin menunduk dalam, pura-pura tidak melihat dan tidak dengar akan apa yang terjadi di depan mereka.

"Kau pikir kemampuanmu sudah sehebat apa, hah?!"

Judhy memilih mengunci mulut. Ini bukan kali pertama sang ayah menamparnya karena sebuah kesalahan yang diperbuat, tetapi rasa sakitnya ... dia belum juga terbiasa.

"Bagaimana kalau kau bertemu dengan penjahat yang akan membawamu ke tempat perdagangan manusia? Lalu orang yang membelimu akan menjadikanmu budak. Apa kau tidak pernah berpikir sampai ke sana?"

"Maaf."

"Push-up seratus kali. Setelah itu kau baru boleh masuk ke kamarmu."

Melihat Judhy melakukan push-up, para bodyguard, termasuk Pak Lim langsung saja turun serentak.

Tuan Yohan membuang muka. Rahangnya mengeras. Lubuk hati terdalamnya sebenarnya merasakan sakit karena terlalu keras pada sang putri. Namun pria itu terpaksa melakukan agar anaknya itu menjadi pribadi yang kuat.

After Rain Season 1 (END)Where stories live. Discover now