After Rain Chapter 19

0 2 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 19 🍁

Acara bakar satai daging sapi, sosis, dan jagung pun berlangsung cukup lama. Ketiga cowok yang bertanggung jawab di pembakaran pun tampak sudah kwalahan karena asap yang mengepul. Hido dengan percaya diri malah sampai mendramatisir air mata dan mendekati Avril yang pasang muka jutek.

"Avrilku sayang ...."

Pletak!

Belum sempat Hido menyelesaikan kalimatnya, talenan bekas memotong daging mendarat penuh cinta ke kepala cowok itu. Tentu saja Avril yang melakukannya. Sontak, hal itu pun memancing gelak tawa.

"Kita sudah kelas tiga loh, Vril, enggak mau jadian gituh?"

"Enggak!"

"Nanti nyesel loh."

"Enggak akan!"

"Aku lanjut ke SMA di Ibukota, Vril, nanti kita enggak akan punya waktu buat ketemu lagi."

"Bagus! Dengan begitu hidup aku jadi lebih tenang."

"Kasihan Vril, sudah ngemis gituh," celetuk Alinzy yang dihadiahi pelototan maut dari Avril.

"Ya sudah kalau kau menolakku, Vril. Aku sama Alinzy saja. Kau mau kan, Zy?" Hido kini beralih, berlutut satu kaki di hadapan Alinzy di samping Avril.

"Mau!" seru Alinzy, mimik mukanya terlihat bahagia.

Meskipun Avril tahu mereka cuma pura-pura, tetapi Avril merasa dirinya dipermainkan di sini. Ada sesuatu yang tersentil di dalam dirinya tatkala Alinzy dan Hido saling menggenggam tangan satu sama lain.

"Jijik!" cibir Avril seraya buang muka.

"Bilang saja cemburu!" sahut Hido, santai.

"Jadian saja belum."

"Ya sudah sekarang jadian."

"Ogah!"

"Ya sudah aku sama Alinzy."

Avril melirik Hido kesal sembari mencebikkan bibir.

"Enggak jadi deh, Do. Kita temenan saja, ya? Entar ada yang marah." Alinzy menyingkirkan tangan Hido dari tangannya.

"Iya, Zy. Aneh! Belum jadian, tapi cemburu."

Pletak!

Kali ini Avril memukul Hido dengan talenan lebih keras, membuat cowok itu pura-pura pingsan. Sayangnya bukannya iba, Avril justru bangkit dan bergabung dengan Prima, duduk di dekat dinding. Lalu, tangan Avril tanpa dosa terulur meraih jagung yang sudah matang.

Diabaikan Avril, Hido pun kembali membuka mata dan duduk di tepi teras. Cowok itu pasang wajah nelangsa.

"Ini hampir mau selesai, Rin, panggil bebebku sana!" kata Jeran yang diangguki Arin.

Kemudian, Arin beranjak masuk. Sedangkan Jezrine, dia melayangkan tatapan jijik pada Jeran atas perkataan cowok itu barusan.

"Salah minum obat, Jer?"

"Enggak. Kenapa, cemburu? Ingat, kita sudah mantan."

"Dih, ngapain cemburu."

"Ya terus?"

"Telingaku merasa terganggu saja kau memanggil Judhy dengan sebutan Bebeb. Yang ada, aku yakin, kau bakal dijorokin ke jurang kalau sampai tuh anak dengar. Tampang seperti dia mah, levelnya bukan kau, playboy cap buaya!"

"Kalau masih sayang mah, balikan saja."

"Prima!" Jeran dan Jezrine berseru kompak, membuat keduanya kemudian saling melengos.

After Rain Season 1 (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin