After Rain Chapter 13

0 3 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 13 🍁

Pagi ini, Arin dan Judhy benar-benar berangkat bersama. Mereka diantar oleh salah satu supir pribadi keluarga Yohan. Setelah keduanya turun, sang supir baru memarkirkan mobil di antara deretan mobil lain yang berjajar rapih.

"Ck. Ada pemeriksaan lagi," ujar Arin pelan, tetapi terdengar oleh Judhy. Raut wajah gadis itu tampak tidak suka melihat barisan anak-anak SMP 1 HarBa yang tengah menunggu giliran untuk diperiksa.

"Apa jika melanggar akan dapat hukuman, Rin?" tanya Judhy tanpa melepas masker.

"Ya begitulah," jawab Arin sungkan. "Tapi untung sih, aku hari ini tidak bawa perlengkapan make-up yang berlebihan."

"Memang kenapa kalau berlebihan?"

"Ya sudah pasti disitalah."

Keduanya terus melangkah dan memasuki barisan. Wajah Judhy yang tertutup masker sempat menjadi sorotan anak-anak HarBa dengan tatapan sinis sekaligus penasaran akan siapa dirinya. Bisik-bisik mengenai Judhy yang 'sok pahlawan' saat kejadian di kantin pun tertangkap telinganya. Juga, tidak sedikit yang memuji keberaniannya. Namun, Judhy memilih pura-pura tidak dengar.

Sampai merasakan tatapan seseorang terus memindai dirinya dari samping, Judhy menoleh datar pada orang tersebut. Amelyza.

Melihat plester di pelipis Judhy, Amelyza buang muka. Gadis itu tidak lupa bagaimana dia sudah bertindak kasar pada Judhy. Beruntung atas tindakannya itu, Amelyza cs hanya mendapatkan hukuman skorsing selama dua hari. Ya, tentu saja uang bermain dalam kasus tersebut.

Sampai tiba gilirannya, Amelyza membuka tas dan memperlihatkannya pada anggota OSIS yang bertugas, lalu disusul ketiga teman Amelyza.

Bibir merah Amelyza menyeringai saat para anggota OSIS itu tidak menemukan benda-benda yang memang dilarang di bawa ke sekolah. Di antaranya alat kecantikan yang berlebihan seperti catokan dan pengering rambut, juga pensil alis. Ya, lipstik, lip-balm, bedak, sisir, dan pencuci muka memang diperbolehkan. Selain itu, maka terpaksa harus disita.

Dan Amelyza pernah kedapatan membawa pengering rambut ke sekolah. Bahkan gadis itu pernah menyulap ruang kelas menjadi salon dadakan. Hingga dia dan ketiga temannya pun berakhir di ruang BP/BK.

Semenjak itu, Amelyza cs lebih berhati-hati untuk membawa benda-benda yang memang dilarang pihak sekolah. Dia pun memanfaatkan korelasi sang ayah untuk mendapatkan informasi seperti hari ini.

Amelyza mempertahankan senyumannya saat Prima mengikis jarak dengannya. Gadis berbando putih itu bersedekap dan melihat Amelyza dengan tatapan merendahkan.

"Tidak heran orang sepertimu tahu kalau hari ini akan ada pemeriksaan. Bahkan setelah kau mencelakai seorang siswi." Di kata 'seorang siswi' Prima melirik Judhy yang tengah diperiksa oleh Avril. "Kau masih bisa berkeliaran di sekolah ini."

Seketika, senyuman di wajah Amelyza hilang tergantikan rahang yang mengeras dengan sorot tidak suka. Dia mendengkus geli. "Sebentar lagi akan jadi mantan ketua OSIS saja masih berlagak. Yah, itu memang sifatmu, sih. Tidak heran."

"Aku hanya membawa topi itu dan tidak memakainya di lingkungan sekolah, kenapa disita?"

Suara Judhy memprotes Avril yang mengambil topi dari dalam tas Judhy pun mengalihkan atensi sekitar pada mereka.

"Peraturan tetap peraturan. Kau tidak boleh membawa topi selain topi sekolah," tegas Avril yang mendapat delikkan peringatan dari Judhy.

"Kenapa? Kau mau memanfaatkan uang keluargamu untuk masalah sepeleh seperti ini?" tukas Avril, menyimpulkan arti tatapan Judhy padanya.

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang