🍁 After Rain Chapter 71🍁

0 2 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 71 🍁

🍁 SMP Kharisma bagai sekolah tak berpenghuni setelah ujian akhir semester selesai. Hanya ada beberapa siswa saja yang masih bersedia datang ke sekolah tersebut. Salah satunya ... Rocky.

Cowok itu sedang memantul-mantulkan bola basket sebelum melemparnya ke ranjang, masuk.

Hanya berjalan pelan, dia kembali meraih bola yang mulai memantul rendah. Saat berbalik, cowok itu dikejutkan oleh kedatangan Kevan.

"Aku kesepian di rumah, makanya memutuskan ke sini. Aku pikir kau baru saja selesai ujian, jadi tidak ada kegiatan belajar, bukan?"

Rocky yang sepertinya sedang tidak tahu ingin melakukan apa, memilih melempar bola pada Kevan. Beruntung, meskipun Kevan tak siap, dia berhasil menangkap bola yang dilempar tiba-tiba.

"Sepuluh kali lemparan, kalau kau berhasil menang, aku bersedia memanggilmu Ayah."

Pernyataan Rocky itu sontak membuat Kevan terdiam sesaat seraya mengerjap. Dia ... tidak salah dengar kan?

"Kau atau aku yang memulainya lebih dulu?" Rocky bertanya sembari menyimpan tangan ke saku celana biru selutut khas anak SMP.

"Baiklah, aku yang akan melakukannya lebih dulu."

"Kalau begitu mundurlah tiga langkah," perintah Rocky yang dituruti Kevan.

Sekitar lima meter dari tiang basket, Kevan mulai melempar dengan sedikit meloncat, terbentur ring. Rocky mengambilkan bola dan melemparkannya pada Kevan.

Lemparan kedua, berhasil.

Saking sepinya lingkungan sekolah itu, suara pantulan bola serta obrolan kecil antara Kevan dan Rocky terdengar nyaring.

Bahkan suara kereot gerbang yang sudah berkarat dan tergoyang angin sampai bisa terdengar.

Kevan mengedikkan bahu bangga, dia berhasil mencetak tujuh gol. Pria itu merasa skor tersebut cukup tinggi dari 10 poin yang bisa dia raih.

Kini giliran Rocky yang melakukan. Cowok itu bertukar posisi dengan Kevan. Tatap matanya tertuju pada ring, begitu fokus. Tiga detik kemudian dia melakukan lompatan seraya melempar bola, masuk.

Tidak ada ekspresi sama sekali saat dia menerima bola dari Kevan. Matanya kembali terarah pada ring, lalu mulai melambungkan bola, dan ... masuk.

Kevan menghela kecewa, dia sangat berharap Rocky bisa kalah darinya agar cowok itu bisa memanggilnya ayah.

Namun sayang, delapan kali berturut-turut lemparan Rocky berhasil mencetak poin. Tidak berniat melanjutkan, dia melihat Kevan datar.

"Sepertinya berharap aku akan memanggilmu dengan sebutan ayah hanya akan menjadi impianmu seumur hidup, Tuan," ucap Rocky tak sedikit pun bersikap ramah pada Kevan. Dia lantas meraih tas di sisi lapangan, menepuk-nepuk tas itu dari debu sebelum mengaitkan satu tali pada pundak kanan.

"Kau mau pulang?" tanya Kevan saat Rocky berjalan menuju gerbang.

Rocky berhenti dan berbalik, lantas menjawab, "Kau tidak lihat? Sekolah ini sangat sepi, hanya ada para guru dan beberapa murid." Tanpa menunggu Kevan, Rocky melanjutkan langkah.

Tepat saat Rocky baru saja keluar dari area SMP Kharisma, sebuah mobil menepi di belakang mobil Kevan yang terparkir tak jauh darinya, sekitar lima meter di sisi kanan depan gerbang. Tiga orang berseragam celana hitam selutut dengan atasan kemeja batik udang perpaduan warna ungu tua dan muda turun dari sana.

"Hey!"

Sapaan dari Hido itu menghentikan pergerakan jemari Rocky yang hendak membuka pintu mobil. Di belakangnya, Kevan menoleh kepada tiga cowok yang berjalan menghampiri Rocky.

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang