After Rain Chapter 22

0 3 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 22 🍁

Untuk menghibur diri atas keputusan Welgi yang berhenti sekolah, Rocky memutuskan untuk keluar rumah dan berjalan keliling tak tentu arah. Sampai langkah kakinya terhenti begitu melihat seseorang yang baru saja keluar dari mobil tak jauh di depannya.

Merasa mengenali wajah gadis bertopi putih yang tak lain adalah Judhy, Rocky bergumam senang. "Auxi?"

Dia lantas bergerak cepat menghampiri Judhy yang hendak menyeberang seraya memanggilnya. Begitu Judhy berbalik, Rocky diam mengamati Judhy. Dari mata serta wajahnya, Rocky yakin Judhy adalah Auxi. Hati Rocky sangat senang karena akhirnya bisa bertemu dengan teman pertamanya. Dia bahkan nyaris tersenyum.

Akan tetapi kebahagiaan dipatahkan oleh perkataan Judhy yang justru tidak mengenalinya.

Merasa dirinya dari keluarga miskin, membuat Rocky berpikir kalau Auxi-nya pura-pura tidak mengenalinya lantaran malu jika harus berteman dengannya. Apa lagi sebelumnya Rocky sempat melihat Jezrine di seberang jalan yang sedang mempertikan mereka. Alasan pura-pura tidak kenal adalah hal yang masuk akal menurut Rocky.

Sebelum Jezrine di seberang sana menyadari keberadaannya, Rocky pun memutuskan pergi tanpa mau meyakinkan Judhy bahwa dirinya adalah Krish. Krish, teman masa kecil Judhy.

Mengingat kejadian belasan menit yang lalu itu, Rocky mengepalkan tangannya kuat hingga kuku-kukunya melukai permukaan kulit tangan. Cowok itu saat ini ada di atap rumah, memandang langit penuh kebencian.

"Padahal aku senang bisa bertemu denganmu setelah sekian lama aku menantikannya. Tapi kenapa? Kenapa rasa sakit yang aku dapat?" katanya pada dirinya sendiri.

"Orang kaya memang sama saja. Memandang pertemanan dari kasta. Menjadikan teman sebagai koneksi menghasilkan uang. Yang dipikirkan hanya uang, tidak lebih. Aku pikir kau berbeda Auxi, ternyata kau sama saja denganku mereka. Memandang uang adalah segalanya. Tahu begini, dari awal seharusnya aku tidak menganggapmu teman. Kasta kita berbeda. Dunia kita berbeda. Ya, sekarang aku sadar, siapa kau ... dan siapa aku." Rahang Rocky mengeras, dia bertekad dalam hati akan melupakan Auxi sepenuhnya dan hanya fokus pada kehidupannya.

Dia tidak ingin terhina lagi dengan menganggap Auxi sebagai teman, sementara Auxi tidak. Cukup baginya luka hari ini yang menggores hatinya terlalu dalam.

"Untuk kali pertamanya, aku membencimu, Auxi."

Sementara di menara taman Weringin Ijo, Jezrine dan Judhy masih di sana. Keduanya tertelan sunyi yang tercipta. Angin yang berembus lembut dan intens mampu menerbangkan rambut kecoklatan milik Jezrine yang terurai.

"Jadi ayahmu dan ibunya Aken menikah?" tanya Judhy memecah sunyi dengan tetap melihat ke langit.

"Ya. Beberapa bulan sebelum bercerai, Papih aku ketahuan selingkuh dengan ibunya Aken. Papih juga sering main tangan sama Mamih. Bahkan aku pernah kena gampar tangan kasar Papih saat aku telat pulang. Awalnya Mamih memilih bertahan, tapi karena tidak ada perubahan dari sikap Papih yang masih bermain dengan ibunya Aken, juga masih suka kasar, akhirnya Mamih meminta berpisah."

Judhy diam, tetapi telinganya mendengar setiap kata yang diucapkan Jezrine. Bahkan dia melirik Jezrine yang berusaha keras menyembunyikan air matanya.

"Di situ aku bingung. Bisa dibilang ... aku mendukung keputusan Mamih untuk berpisah dengan Papih. Tapi di sisi lain, aku merasa terbelah. Aku benar-benar tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk buatku. Tiba-tiba saja semua terlihat gelap di mataku." Jezrine menyeka sudut matanya yang berair, sedangkan Judhy mengalihkan pandang agar Jezrine tidak malu akan air matanya yang keluar.

Jezrine menghela napas sebelum melanjutkan, "Lalu setelah Mamih dan Papih resmi bercerai tahun lalu, tepatnya waktu itu aku baru menginjak kelas dua, Papih lalu diam-diam mengenalkan aku dengan Aken. Aku tentu saja tidak sudih berkenalan dengannya. Aku selalu menatap Aken penuh kebencian."

"Lalu setelah itu kau merundungnya?" tebak Judhy.

"Ya. Sebelum Mamih dan Papih aku berpisah, aku memang sudah melampiaskan kemarahanku dengan merundung anak-anak HarBa yang menurutku bisa ditindas. Juga banyak menghabiskan waktu dengan teman cowok. Karena itulah aku sering dicap tukang rundung dan playgirl. Ya, aku tidak bisa mengelak karena memang itu kenyataannya. Sampai akhirnya, kemarahanku memuncak saat Papih menikah dengan ibunya Aken. Aku sering memintai uang jajan Aken dan selalu memukul kepalanya dan mengancamnya untuk tutup mulut kalau aku merundungnya."

"Lalu setelah itu?"

"Lalu setelah itu Papih mencurigaiku berbuat kasar pada Aken dan aku ditamparnya. Karena Papih lebih sayang pada Aken, akal sehatku tidak bekerja. Yang aku pikirkan saat itu hanyalah bagaimana caranya agar Aken sama menderitanya denganku. Lalu aku memintanya untuk menemuiku di parkiran bawah tanah taman Bintang. Dibantu kedua temanku, aku memulai aksiku."

"Minum!" perintah Jezrine pada Aken yang ketakutan menemuinya.

Ragu, Aken meraih botol minuman dari genggaman Jezrine. Karena takut pada Jezrine, gadis rambut terurai dengan bando putih itu mulai meneguk pelan air mineral.

"Habiskan!" Jezrine menarik rambut belakang Aken yang berhenti minum.

Aken meringis kesakitan. "Iya, aku habiskan."

Tidak sabaran, Jezrine mendorong Aken hingga menghantam dinding parkiran bawah tanah. Jezrine dan kedua rekan Jezrine mendengkus remeh. Tanpa belas kasih, Jezrine menekan rahang Aken memaksa mulut Aken terbuka. Lalu, Jezrine menuangkan air dari botol ke mulut Aken. Sementara kedua rekan Jezrine mengawasi keadaan sekitar. Karena posisinya di tepi dan terhalang deretan mobil yang terparkir, membuat Jezrine lebih leluasa melancarkan aksinya.

Jezrine baru menghempaskan wajah Aken saat air mineral sudah tak bersisa. Jezrine masih belum puas kendati Aken sudah banyak meminum air mineral juga wajah Aken basah karena Jezrine sengaja menyiramnya. Bahkan, Jezrine tak berbelas kasih memukul Aken dengan botol dalam genggamannya.

Merasa belum puas, Jezrine menghubungi teman cowoknya untuk datang. Sambil menunggu, Jezrine memoles wajah Aken dengan lipstik, membentuk lingkaran di mata serta melukis asal bibir Aken.

Beberapa menit kemudian, Aken merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Meskipun bajunya sedikit basah karena tumpahan air tadi, dia merasakan hawa panas menyerangnya.

"Jez?" ucap Aken dengan sorot bertanya.

"Ya. Air mineral itu sudah aku campuri obat. Makanya, jadi cewek itu jangan lemah!" Jezrine menunjuk kasar kepala Aken.

"Aku mau pulang." Aken berdiri, hendak pergi, tetapi ditahan Jezrine dan kedua teman Jezrine.

"Jez, tolong aku mohon. Lepasin aku, Jez."

"Enggak sebelum kehidupanmu hancur!"

"Maksudmu?"

Jezrine menyeringai, lantas berbisik, "Sebentar lagi akan ada cowok yang akan membuatmu enak."

"Jez." Aken menatap Jezrine memohon. Namun yang didapat adalah sebuah gelengan.

Aken mundur saat melihat seorang cowok menghampiri mereka. Aken tidak bodoh, dia tahu apa yang akan terjadi padanya. Namun belum sempat Aken berusaha lari dari sana, mulutnya dibekam dari belakang oleh salah satu teman Jezrine. Sementara kedua tangan digenggam erat oleh satu rekan Jezrine yang satunya lagi. Aken tentu saja memberontak, berupaya melepaskan dirinya, namuan sia-sia. Aken melihat Jezrine memohon serta meminta tolong dengan tatapannya, tetapi seolah buta, Jezrine malah membelakangi Aken dan menyulut Rocky.

Aken menggeleng kuat saat kedua tangan cowok mulai membuka kaki Aken. Air mata gadis itu tumpah tanpa suara.

"Hentikan!"
...

___

Diketik: Jumat, Sabtu, 3&4 Maret 2023
Untuk update pada: Sabtu, 25 Februari 2023

Dipublikasikan: Sabtu, 4 Maret 2023 (21.47 WIB)

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang