🍁 After Rain Chapter 51🍁

1 2 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 51 🍁

Setelah masa hukuman berakhir, Avril, Alinzy, dan kedua rekan Jezrine dibuat syok dengan suasana sekolah yang biasanya tenang menjadi begitu berisik. Banyak keributan terjadi. Bahkan perundungan yang pernah hilang kini kembali.

Melihat situasi yang terbilang kacau, Jeran sebagai wakil ketua OSIS melakukan rapat dadakan. Cowok itu memberi perintah pada pengurus OSIS agar melakukan tindakan tegas kepada para pelaku tindak kekerasan, juga yang melanggar aturan. Tentu saja perintahnya itu diketahui pembina OSIS.

Akan tetapi, OSIS tanpa Prima seolah kehilangan taringnya. Meskipun mereka sudah dijemur beramai-ramai di lapangan, mereka tetap saja melakukan pelanggaran keesokan harinya. Bahkan tak sedikit yang melayangkan tatapan merendahkan kepada para OSIS.

Pihak guru yang juga sudah mengambil tindakan dengan memberi hukuman serta ancaman akan dikeluarkan dari sekolah bagi para pembuat onar, dibuat tak berdaya. Ditambah lagi uang bekerja di dalam sistem sekolah, membuat kekacauan di sekolah tersebut semakin tak terkendali.

Akhirnya baru lima hari masa skorsing bagi Prima, pembina OSIS mengusulkan agar gadis beraura angkuh itu agar segera kembali ke sekolah. Permintaan itu mendapat dukungan dari banyak guru. Alhasil, kepala sekolah pun menyetujui.

Akan tetapi begitu Prima dihubungi, Prima justru meminta syarat agar Jezrine juga diperbolehkan masuk lebih awal.

Setelah melalui perundingan antara pembina OSIS, guru kesiswaan, dan kepala sekolah, syarat Prima dikabulkan.

Sementara di seberang sana, tepatnya di salah satu rumah dua lantai dengan nuansa hijau karena banyak tanaman di halaman rumah, Prima baru saja meletakkan ponsel usai menerima telepon dari wali kelas. Raut sedih sudah tidak lagi terlihat di wajahnya.

"Siapa?" tanya Jezrine sembari mengunyah buah apel merah saat Prima duduk di hadapannya.

"Pembina OSIS. Katanya aku disuruh balik ke sekolah. Sepertinya laporan dari anak-anak OSIS itu benar, terjadi kekacauan di sekolah saat aku tidak ada."

Jezrine mendengkus. "Aku yakin, sekarang pihak sekolah tahu betapa berpengaruhnya kau di sekolah. Sepertinya mereka menyesal sudah menskors-mu."

"Entahlah. Tapi yang pasti, aku sudah berjanji besok akan kembali ke sekolah."

"Eh, serius? Biarkan pihak sekolah sedikit mengemis padamu-lah, Prim."

"Aku juga menyanggupinya karena mereka mau memenuhi syaratku."

"Syarat? Syarat apa?"

"Kau juga diperbolehkan masuk mulai besok."

"Eh?! Kok .... Ah, Prim! Padahal kalau hukuman skorsingnya ditambah sampai tahun depan juga enggak masalah. Ck. Dasar! Manusia seenak jidat!" cibir Jezrine tak terima karena Prima tak memberitahunya lebih dulu. Gadis tinggi itu menyandarkan tubuhnya di punggung sofa, rautnya tampak kesal, tetapi hanya dibalas senyuman kecil oleh Prima.

Ya, selama di Ibukota, Jezrine dan mamihnya tinggal di rumah Dwi yang biasa ditempati saat menjalani bisnis. Karena hal itu, Jezrine dan Prima menjadi sedikit lebih akur, meskipun tatapan permusuhan terkadang masih muncul di mata mereka.

Kabar Aken juga sudah membaik. Sehari setelah siuman, Aken pindah ke ruangan rawat-inap selama dua hari. Dan gadis itu sekarang sudah pulang ke rumah.

"Itu artinya, malam ini kita pulang ya?" tanya Jezrine tiba-tiba.

"Iya. Jadi sepertinya hari kita akan habiskan waktu kita bersama Aken."

"Baguslah. Aku sudah kangen kamarku yang dulu."

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang